SIG Kembangkan Lahan Pascatambang Menjadi Sumber Ekonomi Berkelanjutan

JAKARTA, sustainlifetoday.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama entitas bisnisnya memperkuat komitmen keberlanjutan melalui reklamasi dan revegetasi lahan pascatambang di Pabrik Narogong, Jawa Barat.
Hingga 2024, melalui anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, SIG telah mereklamasi 109,02 hektare lahan pascatambang batu gamping dan tanah liat serta menanam lebih dari 120 ribu batang pohon.
“Pabrik kami di Narogong juga membudidayakan serai wangi di lahan seluas ±10 ha sebagai bagian dari program Sistem Reklamasi Tambang yang Berdampak Sosial dan Berkelanjutan,” ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni dalam keterangannya dikutip pada Rabu (23/4).
Menurut Vita, program reklamasi ini bertujuan untuk memulihkan fungsi lingkungan dan melindungi keanekaragaman hayati. Jenis pohon yang ditanam meliputi pohon jati, trembesi, kayu putih, sengon, mahoni, merbau, dan jabon.
Selain itu, sejak 2020, Pabrik Narogong juga membudidayakan serai wangi di lahan seluas sekitar 10 hektare sebagai bagian dari program Sistem Reklamasi Tambang yang Berdampak Sosial dan Berkelanjutan.
Baca Juga:
- AS Kritik Sistem Pembayaran QRIS dan GPN, Apa yang Salah?
- Ini Aktivitas Seru untuk Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan pada Anak
- Penjualan Anjlok, Ini Alasan Motor Listrik Susah Laku di Indonesia
“Program pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian terpadu ini, memanfaatkan keunggulan serai wangi yang mudah tumbuh di banyak jenis tanah, serta bernilai ekonomis untuk pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Vita.
Tanaman serai wangi ini memiliki nilai ekonomis dan berfungsi sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian terpadu. Tanaman ini mudah tumbuh di berbagai jenis tanah dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan serta peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Produk olahan dari serai wangi yang dibudidayakan ini, seperti minyak atsiri, hand sanitizer, minyak untuk pijat, dan sabun cuci tangan, dikelola oleh kelompok Perempuan Sadar Berkarya (PUSAKA) dengan merek SIJEBI. Sejak 2021, produk-produk ini telah dipasarkan secara nasional, menjangkau pasar Jabodetabek, Bandung, Jawa Timur, hingga Kalimantan.
Selain itu, limbah serai wangi dimanfaatkan untuk pakan sapi dalam program penggemukan sapi di kandang komunal. Saat ini, program reklamasi dan pemberdayaan masyarakat ini melibatkan 34 petani dan masyarakat sekitar yang terlibat dalam berbagai tahap, mulai dari penanaman, pembibitan, hingga produksi.