Gantikan Plastik, Tiongkok Kembangkan Sedotan dari Bambu

Jakarta, sustainlifetoday.com – Peneliti dari International Centre for Bamboo and Rattan (ICBR) di Tiongkok mengembangkan sedotan ramah lingkungan berbahan dasar bambu sebagai alternatif sedotan plastik sekali pakai. Inovasi ini diklaim lebih kuat, tahan lama, dan ekonomis dibandingkan sedotan kertas maupun plastik biodegradable lainnya.
Penelitian yang dipimpin oleh Yu Luan menggunakan bambu Moso berusia tiga tahun yang diproses melalui irisan ultra-tipis, kemudian direndam dan diberi perlakuan ultrasonik.
Proses tersebut meningkatkan ketahanan dan fleksibilitas bambu, sehingga mampu menggantikan sedotan konvensional yang selama ini menimbulkan permasalahan lingkungan.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan sedotan bambu memiliki kekuatan tekan antara 16,42 hingga 19,01 MPa dan kekuatan lentur sebesar 14,21 hingga 15,02 MPa. Sedotan ini juga terbukti tahan terhadap puntiran berulang, serta memiliki daya serap air yang sangat rendah.
Berbeda dengan sedotan kertas yang mudah melunak, sedotan bambu mampu mempertahankan bentuknya saat digunakan dalam berbagai jenis minuman, termasuk air panas, minuman berkarbonasi, dan minuman beralkohol.
Baca Juga:
- PLN Nusantara Power Pamerkan Inovasi Hidrogen di GHES 2025
- Indonesia-Inggris Bahas Transisi Energi dan Aksesi OECD
- Siap Jadi Percontohan Kota Hijau, Surabaya Resmi Mulai Proyek Dekarbonisasi Bangunan Gedung
Dari sisi ekonomi, sedotan bambu dinilai efisien dengan biaya produksi hanya sekitar 0,014 yuan atau sekitar Rp31 per unit. Kekuatan basahnya bahkan mencapai 4,36 kali lebih tinggi dibandingkan sedotan kertas, menjadikannya solusi yang terjangkau dan ramah lingkungan.
Survei yang dilakukan pada sejumlah gerai minuman menunjukkan respons positif dari konsumen, dengan tingkat kepuasan lebih dari 90 persen.
Berdasarkan temuan tersebut, tim peneliti menyimpulkan bahwa sedotan bambu memiliki potensi besar untuk menggantikan sedotan plastik secara luas dalam upaya mengurangi polusi plastik global.