Harga Karbon Kanada di Ujung Tanduk, Apa Artinya bagi Transisi Energi?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Masa depan sistem penetapan harga karbon di Kanada kini berada dalam ketidakpastian setelah 14 CEO perusahaan minyak dan gas (migas) serta pemimpin oposisi politik menyerukan pencabutannya. Jika dihapus, proyek penangkapan karbon Pathways Alliance yang selama ini menjadi andalan dalam pengurangan emisi bisa ikut terdampak.
Sistem ini awalnya dirancang untuk mengurangi polusi dengan memberi insentif finansial bagi industri agar menekan emisi karbon. Namun, perubahan dinamika politik membuat kebijakan ini dipertanyakan, terutama oleh mereka yang menilai prioritas ekonomi harus didahulukan dibandingkan target iklim.
Pemimpin oposisi Konservatif, Pierre Poilievre, menjadikan pencabutan sistem karbon sebagai janji kampanyenya dalam pemilu 28 April mendatang. Ia berencana menggantinya dengan insentif pajak bagi perusahaan yang berupaya mengurangi polusi, serta menyerahkan keputusan penetapan harga karbon kepada masing-masing provinsi.
Baca Juga:
- Hujatan untuk Pandawara, Bukti Kesadaran Lingkungan di Indonesia Masih Lemah?
- Puji Mudikpedia 2025, Moeldoko: Bantu Pemudik Kendaraan Listrik
- Tebang Hutan Amazon untuk Jalan Raya Jelang COP30, Brasil Beri Klarifikasi
Saat ini, aturan yang berlaku mengharuskan industri membayar jika emisi mereka melebihi ambang batas atau membeli kredit karbon sebagai kompensasi. Tarif karbon ini pun terus meningkat secara berkala.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada yang baru dilantik, Mark Carney, menegaskan bahwa kebijakan harga karbon sangat penting bagi perdagangan Kanada di pasar internasional. Inggris, misalnya, berencana menerapkan pungutan karbon yang bisa berdampak pada ekspor Kanada.
Di sisi lain, dalam sebuah surat terbuka, 14 CEO perusahaan migas di Kanada menuntut agar skema federal ini dicabut dan peraturan karbon diserahkan kepada pemerintah provinsi.
Dengan semakin dekatnya pemilu, masa depan kebijakan karbon Kanada kini berada di persimpangan, dengan dampak besar terhadap industri migas, ekonomi, dan target iklim negara itu.