PLN Lakukan Upaya Antisipasi Cuaca Ekstrem saat Lebaran

Jakarta, sustainlifetoday.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi masih akan berlanjut hingga musim mudik Lebaran 2025. Menanggapi hal ini, PT PLN (Persero) telah melakukan serangkaian langkah antisipatif guna memastikan keandalan suplai listrik tetap terjaga bagi seluruh pelanggan, terutama selama momen Ramadan dan Idulfitri.
Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan preventif berupa pengecekan menyeluruh terhadap pasokan pembangkit, jaringan transmisi, serta jaringan distribusi. Selain itu, PLN juga telah menyiapkan sistem backup berlapis khususnya di lokasi-lokasi vital seperti pusat kegiatan masyarakat dan kawasan VVIP, termasuk kantor pemerintahan serta fasilitas pelayanan publik lainnya.
“Momen Ramadan dan Idulfitri merupakan waktu kebersamaan dan kebahagiaan bagi masyarakat. Oleh karena itu, PLN berkomitmen untuk menjaga keandalan listrik agar masyarakat dapat menikmati hari raya dengan nyaman,” ujar Adi dalam konferensi pers Kesiapan dan Keandalan Pasokan Energi Selama Ramadan & Idulfitri 1446 Hijriah di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/3).
Sebagai langkah mitigasi terhadap potensi gangguan akibat cuaca ekstrem, PLN telah melakukan inspeksi dan pembersihan di sepanjang right of way (ROW) jaringan transmisi dan distribusi. Adi juga mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam memastikan keamanan jaringan listrik dengan melaporkan lokasi-lokasi yang rawan terkena pohon atau gangguan lainnya agar segera ditangani oleh PLN.
Baca Juga:
- Industri Panel Surya Indonesia Tumbuh, Tapi Masih Terkendala Sektor Hulu
- Indonesia Targetkan 100% Listrik dari EBT pada 2060, Ini Kunci Suksesnya
- Kemenhut Catat Lonjakan Deforestasi, Hutan Indonesia Kian Tergerus
“Kami melakukan inspeksi menyeluruh, baik pada jaringan distribusi maupun transmisi, terutama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Data yang kami himpun digunakan untuk memastikan jalur ROW tetap bersih, sehingga potensi gangguan dapat diminimalisir,” jelas Adi.
PLN juga memastikan suplai listrik utama dalam kondisi aman dengan daya mampu pembangkit mencapai 67 gigawatt (GW). Dengan beban puncak sebesar 45 GW, masih tersedia cadangan daya atau reserve margin sebesar 22 GW atau sekitar 49%. Ketersediaan pasokan energi primer juga cukup terjaga, dengan stok batu bara lebih dari 22 hari operasi (HOP), gas lebih dari 30 HOP, dan bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 20 HOP.
Selain itu, PLN telah menyiapkan 1.839 unit genset, 636 Uninterruptible Power Supply (UPS), dan 1.276 Unit Gardu Bergerak (UGB) yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia. Untuk mendukung kelancaran operasional, sebanyak 69 ribu personel siaga diterjunkan dengan perlengkapan lengkap, serta didirikan 3.830 posko siaga di berbagai daerah.
Dalam upaya memperkuat kesiapan, PLN juga bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat keamanan dari TNI dan Polri, serta pemerintah daerah. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan mitigasi gangguan akibat cuaca ekstrem dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
“Momen istimewa ini harus dinikmati tanpa gangguan listrik. Tim PLN telah bekerja maksimal untuk menjaga keandalan pasokan listrik, mulai dari jaringan pembangkitan, transmisi, distribusi, hingga ke rumah-rumah pelanggan,” pungkas Adi.