Sampah Lebaran Selalu Melonjak! Bagaimana Solusinya?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Setiap tahun, perayaan Idul Fitri di Indonesia tidak hanya membawa kebahagiaan tetapi juga tantangan lingkungan yang semakin besar. Pada Lebaran 2025, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memperkirakan sekitar 73,24 ribu ton sampah akan dihasilkan selama periode mudik dan libur Lebaran.
Lonjakan ini seiring dengan prediksi 146,8 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman, menyebabkan peningkatan signifikan dalam konsumsi dan pembuangan limbah.
Salah satu penyumbang utama dalam lonjakan sampah Lebaran adalah food waste atau sampah sisa makanan. Diperkirakan, jumlah food waste meningkat hingga 20 persen dibandingkan hari biasa. Hal ini terutama terjadi akibat tradisi makan besar dan berbagi hidangan khas Lebaran yang sering kali menghasilkan sisa makanan dalam jumlah besar.
Selain itu, meningkatnya konsumsi produk kemasan, baik makanan maupun minuman, juga berkontribusi terhadap peningkatan limbah plastik dan kertas.
Di berbagai rest area sepanjang jalur mudik, volume sampah mengalami lonjakan signifikan. Sebagai contoh, di Rest Area KM 57 Karawang, Jawa Barat, jumlah sampah yang diangkut meningkat dari biasanya dua truk per hari menjadi lima truk per hari menjelang puncak arus mudik. Sampah yang terkumpul di rest area ini didominasi oleh kemasan plastik sekali pakai, botol minuman, serta sisa makanan dari pemudik yang singgah untuk beristirahat.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan ibu kota tetap bersih selama periode Lebaran. Sebanyak 2.906 petugas kebersihan disiagakan untuk membersihkan jalanan dan tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
Setiap kecamatan di Jakarta mendapatkan alokasi 70 petugas tambahan yang bertugas membersihkan lokasi-lokasi strategis. Selain itu, DLH juga mengerahkan 89 unit kendaraan penyapu jalan otomatis (road sweeper), 35 unit bus toilet, serta 20 unit toilet portabel untuk menjaga kebersihan kota selama masa libur Lebaran.
Baca Juga:
- Lewat AKSIBILITAS, SustainLife Today Salurkan Bantuan Tunai ke Yayasan Sunyi Harapan Indonesia
- Penambangan Laut Dalam Ancam Ekosistem, Ini Buktinya
- Jaga Kualitas BBM Jelang Lebaran, Pertamina Akui Telah Uji RON di 6.198 SPBU
Tak hanya di ibu kota, daerah-daerah tujuan mudik juga menghadapi lonjakan sampah yang signifikan. Di Pangkalpinang, misalnya, Dinas Lingkungan Hidup setempat mengerahkan seluruh armada truk sampah untuk mengangkut limbah yang meningkat drastis di pasar-pasar tradisional. Jika biasanya volume sampah berkisar antara 130 hingga 150 ton per hari, selama masa Lebaran angka ini melonjak hingga 280 ton per hari. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas perdagangan dan konsumsi masyarakat menjelang serta selama perayaan Idul Fitri.
Lonjakan volume sampah selama Lebaran menimbulkan tantangan besar dalam pengelolaannya, terutama di daerah tujuan mudik yang mungkin belum memiliki fasilitas yang memadai untuk menangani lonjakan limbah.
Untuk itu, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah menjadi kunci utama dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan Sustain Peeps antara lain:
- Menghindari pemborosan makanan dengan memasak atau membeli makanan sesuai kebutuhan untuk mengurangi food waste.
- Menggunakan peralatan makan dan minum yang dapat digunakan ulang dengan membawa tumbler, tempat makan, dan sedotan reusable untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
- Membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah dengan memisahkan sampah organik dan anorganik guna mempermudah proses daur ulang dan pengelolaan limbah.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, diharapkan masyarakat dapat berkontribusi dalam menekan jumlah sampah yang dihasilkan selama Lebaran. Dengan demikian, perayaan Idul Fitri tidak hanya menjadi momen kebersamaan, tetapi juga dapat berjalan dengan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.