Program Ayam Gratis di Prancis Sukses, Solusi Unik Kurangi Sampah Organik

Jakarta, sustainlifetoday.com – Sejak pertengahan 2015, pemerintah Kota Colmar di timur laut Prancis menjalankan program unik untuk mengurangi sampah rumah tangga organik, yaitu membagikan ayam gratis kepada warganya. Program ini terbukti sukses dan kini telah mencakup seluruh 20 kotamadya di wilayah aglomerasi Colmar.
Presiden Aglomerasi Colmar, Eric Straumann, menyatakan bahwa sejak 2022, seluruh wilayah administratif Colmar telah bergabung dalam skema ini. Hingga awal 2025, sebanyak 5.282 ekor ayam telah didistribusikan ke lebih dari 200 rumah tangga di wilayah tersebut. Masing-masing keluarga menerima dua ekor ayam, baik jenis Poulet Rouge maupun ayam Alsace, varietas lokal yang dikenal tangguh dan produktif.
“Selama bertahun-tahun kota lain ikut bergabung, dan hasilnya sangat positif,” ujar Straumann dilansir BBC News pada Senin (14/4).
Program serupa sebenarnya telah dimulai lebih awal di kota kecil Pincé, Prancis barat laut. Di sana, setiap rumah tangga ditawari dua ayam dan sekantong pakan untuk membantu mengolah sisa makanan rumah tangga.
Langkah ini bukan hanya solusi praktis dalam mengelola sampah, tetapi juga bagian dari upaya mengurangi emisi metana dari tempat pembuangan akhir (TPA).
Baca Juga:
- DPR Dukung Kebijakan Gubernur Bali Larang Botol Plastik Sekali Pakai
- Larang Botol Plastik Kecil, Gubernur Bali Siap Hadiri Panggilan Kemenperin
- Transisi Energi Bersih, Jakarta Luncurkan Truk Sampah Listrik
Berdasarkan studi di Amerika Serikat, 58 persen emisi metana dari TPA berasal dari sampah makanan. Meski tidak bertahan selama karbon dioksida (CO2), metana memiliki dampak pemanasan global lebih dari 80 kali lipat CO2 dalam 20 tahun pertama.
Ayam yang dipelihara warga memakan sisa dapur yang biasanya dibuang, sekaligus menyediakan pasokan telur segar. Dengan sistem ini, rumah tangga tidak hanya mengurangi volume sampah yang mereka hasilkan, tapi juga berkontribusi langsung pada pengurangan emisi gas rumah kaca.
Colmar bisa menjadi contoh inspiratif bagaimana pendekatan lokal dan berbasis komunitas bisa menjadi solusi nyata terhadap masalah global seperti krisis iklim dan pengelolaan sampah.