Belanda Siap Bantu Indonesia Kembangkan Pertanian Tahan Perubahan Iklim

Jakarta, sustainlifetoday.com – Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan Belanda untuk memperkuat ketahanan pangan melalui teknologi pertanian berkelanjutan. Fokus utama kolaborasi ini adalah pembangunan rumah kaca (greenhouse) di wilayah dataran tinggi Indonesia, sebagai solusi adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Rumah kaca sangat cocok dibangun di area dengan ketinggian di atas 1.500 mdpl, dan Indonesia punya banyak lahan potensial,” ujar Joost van Uum, Kepala Bagian Pertanian Kedutaan Besar Belanda, usai audiensi di Kementerian Pertanian RI, Rabu (14/5).
Belanda mendorong transformasi lahan eks-perkebunan seperti perkebunan teh menjadi area hortikultura berbasis greenhouse. Teknologi ini memungkinkan produksi pangan berkelanjutan di tengah musim yang makin tidak menentu akibat krisis iklim.
Joost juga menyoroti pentingnya praktik open cultivation, yang memungkinkan petani untuk menanam lebih dari sekadar padi di musim kemarau, seperti sayuran yang bernilai ekonomi lebih tinggi.
Baca Juga:
- Gawat! Masa Depan Pisang Terancam Akibat Krisis Iklim
- Boolet Ubah Tusuk Sate Bekas Jadi Furnitur Ramah Lingkungan
- Paus Leo XIV Terpilih, Bagaimana Pandangannya Soal Perempuan di Gereja?
Tak hanya infrastruktur, kerja sama ini mencakup pelatihan petani, penyediaan benih berkualitas, dan integrasi teknologi irigasi presisi serta otomasi digital dalam budidaya.
“Greenhouse dengan teknologi tinggi memang memerlukan biaya besar, tetapi kami juga melihat peluang investasi dari berbagai sektor untuk mendukung transformasi ini,” kata Joost.
Investasi untuk satu unit rumah kaca seluas lima hektare ditaksir mencapai US$ 5 juta (Rp 83,5 miliar). Namun, pendekatan serupa juga diterapkan di bidang peternakan berkelanjutan. Sebuah perusahaan Belanda di sektor susu tengah bersiap membangun 30–40 peternakan percontohan sapi perah skala kecil di Indonesia, masing-masing berisi maksimal 30 ekor sapi.
“Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang memperkuat petani kecil dengan akses, pelatihan, dan pembiayaan agar mereka bisa menjadi bagian dari pertanian masa depan yang tangguh iklim,” ujar Joost.