Krisis Iklim Berbahaya untuk Ibu Hamil, Bisa Tingkatkan Risiko Komplikasi!

Jakarta, sustainlifetoday.com – Dampak perubahan iklim terhadap kelompok rentan semakin nyata. Laporan terbaru dari lembaga riset iklim Climate Central, yang dirilis Rabu (14/5), mengungkap bahwa ibu hamil kini semakin sering terpapar panas ekstrem akibat peningkatan suhu global.
Dalam analisis terhadap 247 negara dan wilayah, ditemukan bahwa di 222 wilayah di antaranya, perubahan iklim telah menggandakan jumlah hari paparan panas ekstrem selama masa kehamilan setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir.
Wilayah-wilayah yang paling terdampak mencakup Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, kawasan Pasifik, Asia Tenggara, serta Afrika sub-Sahara, dimana daerah-daerah tersebut umumnya memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
“Laporan ini memberikan bukti yang jelas tentang meningkatnya risiko paparan terhadap panas ekstrem,” ujar Ana Bonell dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.
Ia menegaskan bahwa risiko ini tak hanya berlaku bagi ibu hamil, tetapi juga kelompok lanjut usia dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Meskipun belum seluruh dampaknya dapat diukur secara menyeluruh, paparan panas tinggi selama kehamilan sebelumnya telah dikaitkan dengan komplikasi serius seperti kelahiran prematur, bayi lahir mati, cacat lahir, hingga diabetes gestasional.
Baca Juga:
- Gawat! Masa Depan Pisang Terancam Akibat Krisis Iklim
- Boolet Ubah Tusuk Sate Bekas Jadi Furnitur Ramah Lingkungan
- Paus Leo XIV Terpilih, Bagaimana Pandangannya Soal Perempuan di Gereja?
Sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Medicine pada 2024 mencatat bahwa gelombang panas dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan hingga 1,25 kali lipat.
Para ahli menyerukan agar negara-negara, khususnya di kawasan tropis dan berkembang, segera merancang kebijakan adaptasi iklim yang responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan. Langkah-langkah tersebut termasuk memperluas ruang hijau, menciptakan zona teduh di area padat penduduk, dan memberikan edukasi kesehatan tentang bahaya gelombang panas terhadap ibu hamil.
Lucie Adelaide, epidemiolog asal Prancis, menekankan pentingnya menyertakan peringatan khusus dalam kampanye kesehatan publik.
“Saat ini, risiko panas ekstrem bagi ibu hamil masih sangat jarang disebutkan,” ujarnya.
Temuan ini menjadi pengingat bahwa keadilan iklim tidak hanya soal emisi karbon, tetapi juga melibatkan perlindungan bagi kelompok yang paling terdampak. Dalam upaya membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan, kesehatan ibu dan anak harus menjadi prioritas adaptasi iklim global.