Jamur Patogen Mengancam, Perubahan Iklim Bisa Picu Wabah Baru!

Jakarta, sustainlifetoday.com — Ancaman baru dari perubahan iklim mungkin tak datang dalam bentuk badai atau kekeringan, tapi dari makhluk mikroskopis yang nyaris tak terlihat, yaitu jamur patogen.
Para peneliti dari Universitas Manchester memperkirakan bahwa risiko infeksi jamur akan meningkat signifikan dalam beberapa dekade mendatang, terutama di Eropa jika upaya mitigasi krisis iklim tidak dilakukan secara maksimal.
Dalam studi yang dipublikasikan di platform pracetak Research Square dan dilansir oleh Phys, Jumat (9/5), tim ilmuwan memetakan potensi penyebaran tiga jenis jamur berbahaya, yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, dan Aspergillus niger di bawah skenario pemanasan global hingga tahun 2100.
Hasilnya? Perubahan suhu global dan kelembapan dapat menciptakan habitat baru bagi jamur-jamur ini untuk tumbuh dan menyebar, termasuk di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkit.
“Perubahan faktor lingkungan, seperti kelembaban dan peristiwa cuaca ekstrem, akan mengubah habitat serta mendorong adaptasi dan penyebaran jamur,” ujar Dr. Norman van Rhijn, peneliti utama dalam studi ini.
Ia juga menambahkan bahwa jamur seperti Candida auris telah muncul karena meningkatnya suhu global.
Jamur dikenal sebagai organisme yang sangat mudah beradaptasi. Genom mereka yang lentur memungkinkan mereka bertahan di lingkungan baru dan bahkan menjadi lebih ganas.
Baca Juga:
- Orang Kaya Bertanggung Jawab atas Dua Pertiga Pemanasan Global
- KLH: Generasi Muda Dorong Transformasi Industri Menuju Keberlanjutan
- Menuju NZE 2060, Indonesia Fokus pada Akses dan Kesadaran Energi Terbarukan
Aspergillus flavus misalnya, dapat meningkatkan risiko infeksi hingga 16% di Eropa, mengancam lebih dari satu juta orang. Jamur ini juga diketahui resisten terhadap sebagian besar obat antijamur dan dapat menyebabkan infeksi serius pada paru-paru.
Ironisnya, meski infeksi jamur bisa mematikan, bidang ini masih tergolong kurang mendapatkan perhatian.
Menurut Viv Goosens dari Wellcome Trust, hanya sebagian kecil spesies jamur yang telah dideskripsikan secara ilmiah, dan lebih sedikit lagi yang telah diteliti secara genetis.
“Patogen jamur menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan sistem pangan. Perubahan iklim hanya akan memperburuk risiko ini,” ujarnya.
Goosens menekankan pentingnya pemetaan dan penggunaan data untuk mengarahkan sumber daya kesehatan dan kesiapsiagaan global.
Infeksi jamur menyebar melalui spora yang ada di udara dan siapa saja bisa terpapar. Kelompok paling rentan adalah mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah, tetapi dengan kondisi iklim yang berubah, bahkan orang sehat pun bisa menjadi korban.
Penelitian ini menjadi alarm peringatan akan risiko yang masih luput dari perhatian publik dan pembuat kebijakan. Di tengah urgensi transisi menuju ekonomi rendah karbon dan sistem kesehatan adaptif, jamur patogen bisa jadi ancaman tersembunyi berikutnya.