Bos Toyota: Kendaraan Listrik Belum Tentu Ramah Lingkungan!

Jakarta, sustainlifetoday.com – Chairman Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda, menyatakan bahwa kendaraan listrik belum tentu ramah lingkungan sepenuhnya. Ia menyoroti bahwa proses produksi mobil listrik, terutama di negara yang masih bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, justru dapat meningkatkan emisi karbon.
Pernyataan tersebut disampaikan Toyoda dalam wawancara bersama Automotive News usai menerima penghargaan Centennial Automotive News. Ia menegaskan bahwa Toyota akan tetap berfokus pada pengurangan emisi karbon melalui pendekatan beragam teknologi, bukan hanya lewat kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV).
“Kami melihat karbon sebagai musuh utama, bukan jenis kendaraannya. Prioritas kami adalah mengurangi emisi secepat mungkin,” ujar Toyoda.
Toyota menerapkan strategi Multi-Pathway Approach yang mencakup pengembangan mobil hybrid, hidrogen, serta kendaraan listrik. Sejak meluncurkan mobil hybrid pertamanya pada 1997, Toyota telah menjual sekitar 27 juta unit secara global.
Baca Juga:
- PLN Indonesia Power Berdayakan Disabilitas Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik
- Dorong Komunitas hingga Pelaku Usaha Mikro di Sektor Keberlanjutan, SustainLife Luncurkan Program SMiles
- Bandung Darurat Sampah, Pemkot Siapkan Langkah 40 Hari Atasi Krisis
Menurut Toyoda, dampak pengurangan emisi dari jumlah tersebut setara dengan 9 juta kendaraan listrik murni.
Namun, ia memperingatkan bahwa jika produksi kendaraan listrik dilakukan di negara seperti Jepang yang masih mengandalkan energi termal, maka justru bisa menyebabkan peningkatan emisi karbon.
“Jika kami membuat 9 juta BEV di Jepang, itu bisa meningkatkan emisi karbon karena ketergantungan pada pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil,” tambahnya.