Ilmuwan ITS Raih Dana Riset Iklim Rp6,9 Miliar Dari Inggris

Jakarta, sustainlifetoday.com – Prof. Heri Kuswanto, dosen sekaligus Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), berhasil meraih pendanaan riset iklim senilai Rp6,9 miliar dari lembaga riset independen Inggris, Advanced Research and Invention Agency (ARIA).
Pendanaan ini diperoleh melalui kompetisi internasional yang diikuti lebih dari 120 proposal dari berbagai negara. Hanya 21 proyek terpilih, dan ITS menjadi satu-satunya institusi dari Indonesia yang lolos.
Melalui riset bertajuk “Towards Robust and Unbiased Validation of SAI Simulations (TRUSS)”, Prof. Heri berfokus pada pengembangan metode validasi model iklim yang lebih akurat untuk menganalisis potensi teknologi Stratospheric Aerosol Injection (SAI), salah satu pendekatan kontroversial dari strategi Solar Radiation Management (SRM) untuk menahan laju pemanasan global.
“Penilaian dampak SAI saat ini masih bias karena mengandalkan rata-rata data simulasi yang cenderung mengabaikan variabilitas antar model,” jelas Prof. Heri, Senin (19/5).
Untuk menjawab tantangan tersebut, TRUSS mengusulkan pendekatan berbasis statistik Bayesian Model Averaging (BMA) yang dikombinasikan dengan algoritma machine learning seperti XGBoost. Tujuannya ialah menghasilkan analisis yang lebih transparan dan bisa menjadi referensi ilmiah bagi pengambilan kebijakan iklim global.
Penelitian akan berlangsung selama tiga tahun dengan wilayah studi utama di Indonesia dan Asia Tenggara. Fokus riset mencakup dampak SAI terhadap kekeringan, hujan ekstrem, serta indeks iklim lainnya, yang dikalibrasi menggunakan data historis.
Baca Juga:
- Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Anak, Ini Kunci Mencegahnya
- FUN & FIT, Langkah Awal Howell Expo Gaungkan Gaya Hidup Sehat
- Gawat! COVID-19 Melonjak Tajam di Hong Kong, Berpotensi Pandemi Lagi?
TRUSS juga menggandeng peneliti lintas negara, seperti Dr. Daniela Visioni dari Cornell University (AS) dan Dr. Matthew Henry dari Inggris, serta tim dosen dan mahasiswa ITS dari bidang statistika dan informatika.
Riset ini penting karena membuka diskusi ilmiah tentang potensi dan risiko intervensi iklim skala besar di kawasan tropis.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa ilmuwan Indonesia tidak hanya mampu bersaing secara global, tetapi juga memegang peran penting dalam menjawab tantangan iklim dunia,” ujar Prof. Heri usai menghadiri Degrees Global Forum 2025 di Cape Town, Afrika Selatan.
Riset TRUSS selaras dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin ke-13 (penanganan perubahan iklim), ke-4 (pendidikan berkualitas), dan ke-17 (kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan).