Waduh! Ini Produk Kecantikan yang Berdampak ke Lingkungan

Jakarta, sustainlifetoday.com – Semua orang tentu ingin selalu tampil segar dan cantik. Salah satu caranya tentu saja dengan menggunakan produk kecantikan. Mulai dari sapuan toner dengan kapas, ritual me-time menggunakan sheet mask, sampai skincare sachet yang praktis dibawa ke mana-mana. Tapi di balik semua kenyamanan itu, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: sampah kecil yang diam-diam menyumbang masalah besar.
Produk-produk kecantikan sekali pakai seperti kapas, sheet mask, dan kemasan sachet memang kelihatan remeh. Ukurannya kecil, cepat habis, dan nyaris tidak terasa penggunaannya. Tapi coba bayangkan, berapa banyak kapas yang Sustain Peeps buang dalam seminggu? Berapa banyak sheet mask yang langsung masuk tempat sampah setelah 15 menit relaksasi?
Masalahnya bukan hanya di jumlah, tapi juga di bahan. Banyak dari produk ini mengandung plastik tersembunyi, baik di dalam kandungannya, seratnya, maupun kemasannya. Akibatnya, mereka tidak bisa didaur ulang dan malah menumpuk jadi limbah jangka panjang. Kecil-kecil, tapi efeknya bisa berdampak ke lingkungan. Lalu apa saja produk kecantikan yang menyisakan beban bagi lingkungan?
Sheet Mask
Sheet mask, yang populer karena kemudahannya, umumnya terbuat dari bahan sintetis seperti nilon atau microfiber yang berasal dari petrokimia. Meskipun beberapa produsen menggunakan bahan alami seperti katun atau tencel, penggunaan bahan kimia tambahan seperti silikon dan propylene glycol membuatnya sulit untuk didaur ulang atau dikomposkan.
Baca Juga:
- Indonesia–Thailand Bangun Kembali Forum Energi untuk Dorong Transisi Bersih
- Cuaca Ekstrem Jadi Tantangan Baru Ibadah Haji di Masa Depan
- Menilik Wacana Legalisasi Kasino, Apa Dampaknya bagi Sosial Ekonomi RI?
Selain itu, kemasan sheet mask sering kali terdiri dari kombinasi plastik dan aluminium yang tidak dapat didaur ulang melalui sistem daur ulang konvensional, sehingga berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencemari lingkungan.
Kemampuan sheet mask untuk dikomposkan bergantung pada bahan-bahan yang menyertainya. Jika menggunakan bahan sintetis, maka sheet mask tersebut tidak dapat dikomposkan.
Kapas Sekali Pakai
Kapas sekali pakai, meskipun terlihat alami, memiliki dampak lingkungan yang signifikan. World Wide Fund (WWF) menerangkan bahwa jumlah air yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram kapas mampu memenuhi kebutuhan air minum satu orang selama tiga tahun.
Selain itu, kapas wajah yang umumnya digunakan adalah kapas sekali pakai yang dikategorikan sebagai limbah B3, sehingga semakin banyak kapas yang terbuang, semakin banyak pemborosan air bersih.
Sachet Skincare
Sachet skincare, yang sering digunakan karena praktis, terbuat dari plastik multilayer yang sulit didaur ulang. Kemasan ini terdiri dari beberapa lapisan berbeda yang membuatnya sulit untuk dipisahkan dan didaur ulang. Akibatnya, sampah plastik jenis ini menumpuk dan mengancam kerusakan lingkungan serta kesehatan manusia.
Solusi Ramah Lingkungan
Untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk kecantikan, beberapa alternatif ramah lingkungan telah dikembangkan:
- Sheet Mask Biodegradable: Beberapa merek telah mengembangkan sheet mask yang terbuat dari serat VEOCEL™, yang berasal dari pulp kayu dan dapat terurai secara alami.
- Reusable Sheet Mask: Beberapa produk telah mengeluarkan sheet mask yang terbuat dari serat bambu dan dapat digunakan berulang kali dengan menambahkan serum atau essence pilihan. Hal ini tentu dapat membantu mengurangi limbah dari penggunaan sheet mask sekali pakai.
- Alternatif Kapas: Sustain Peeps bisa enggunakan kapas yang dapat dicuci ulang atau pad pembersih wajah dari bahan alami dapat mengurangi penggunaan kapas sekali pakai.
- Kemasan Ramah Lingkungan: Beberapa perusahaan mulai mengembangkan kemasan yang lebih mudah didaur ulang atau menggunakan bahan biodegradable untuk mengurangi limbah plastik.