Penyebab Banjir Jabodetabek, Kemenhut: Sungai Menyempit

Jakarta, sustainlifetoday.com – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengungkap hasil kajian terkait penyebab banjir yang melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada awal Maret 2025. Kajian tersebut menunjukkan bahwa banjir terjadi akibat alih fungsi lahan di sebagian besar daerah aliran sungai (DAS) yang melintasi wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kemenhut, Dyah Murtiningsih, mengatakan banyak kawasan lindung yang kini telah berubah menjadi permukiman, sehingga kehilangan fungsi resapan air.
“Akibatnya, lokasi tersebut menjadi kedap air, padahal seharusnya berfungsi sebagai area resapan,” ujar Dyah dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/3).
Selain itu, banjir juga dipicu oleh penyempitan badan sungai di beberapa lokasi, yang menyebabkan air meluap. Salah satu contohnya adalah DAS Ciliwung, di mana lebar alur sungai yang seharusnya 11 meter menyusut menjadi hanya 3 meter akibat permukiman di sekitarnya. Kondisi serupa juga ditemukan di DAS Kali Bekasi, yang dipenuhi permukiman serta mengalami penumpukan sedimen sungai.
Minimnya sistem drainase dan resapan air di DAS Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, serta Angke Pesanggrahan juga menjadi faktor yang memperparah banjir.
Baca Juga:
- Hujatan untuk Pandawara, Bukti Kesadaran Lingkungan di Indonesia Masih Lemah?
- Puji Mudikpedia 2025, Moeldoko: Bantu Pemudik Kendaraan Listrik
- Tebang Hutan Amazon untuk Jalan Raya Jelang COP30, Brasil Beri Klarifikasi
Sebagai langkah mitigasi, Kemenhut akan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan melalui penanaman pohon, pembangunan DAM pengendali serta DAM penahan di area dengan kemiringan tertentu.
Bangunan konservasi tanah dan air ini diharapkan dapat menahan sedimen dan mengendalikan aliran air dari hulu. Sementara itu, di wilayah dengan topografi miring, rehabilitasi akan dilakukan dengan metode vegetatif.
“Tentu saja ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Ke depan, kami akan lebih intensif dalam melakukan penanaman,” kata Dyah.
Kemenhut juga mengusulkan perbaikan sistem drainase di permukiman, serta pembuatan sumur resapan dan biopori untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air hujan.