Pengamat: Nasib Pengusutan Mega Korupsi Pertamina di Tangan Prabowo

Jakarta, sustainlifetoday.com – Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menilai keberlanjutan pengusutan kasus mega korupsi di PT Pertamina (Persero) bergantung pada komitmen Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo harus membuktikan keseriusannya dalam pemberantasan korupsi dengan memastikan semua pihak yang terlibat dalam skandal ini ditindak tanpa pandang bulu.
“Prabowo selama ini menggembar-gemborkan akan memberantas korupsi dan menghukum para pelakunya dengan tegas. Ini menjadi ujian bagi dirinya, apakah komitmen itu benar-benar akan dilaksanakan,” ujar Fahmy kepada sustainlifetoday.com Jumat (14/3).
Fahmy juga menilai bahwa penyidikan kasus ini sudah cukup maju dibandingkan dengan skandal Petral sebelumnya, yang tidak menghasilkan tersangka. Kejaksaan Agung, kata dia, telah menyasar banyak pihak dan tetap bersikeras mengusut praktik blending minyak meskipun mendapat bantahan dari Pertamina.
“Sudah ada tersangka, tetapi kita tahu ini bukan hanya ulah segelintir orang. Ada kejahatan terorganisir yang melibatkan elit-elit tertentu. Itu yang harus diusut tuntas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Fahmy menyebut bahwa langkah besar perlu diambil agar kasus serupa tidak berulang. Ada tiga hal yang menurutnya harus dilakukan Prabowo jika ingin menunjukkan keseriusan dalam memberantas korupsi di Pertamina.
“Pertama, komitmen penuh dari presiden untuk mengusut sampai ke akar-akarnya. Kedua, perbaikan tata kelola di Pertamina agar lebih transparan dan bebas dari konflik kepentingan. Ketiga, perombakan di dalam tubuh Pertamina dengan menempatkan orang-orang berintegritas,” paparnya.
Ia memperingatkan bahwa jika langkah-langkah tersebut tidak dilakukan, maka lima tahun ke depan skandal serupa bisa terulang dengan pelaku yang berbeda dan potensi kerugian yang lebih besar.
Fahmy menegaskan bahwa kesuksesan pengusutan mega korupsi ini ada di tangan Prabowo.
“Kalau Prabowo benar-benar berkomitmen, maka siapapun yang terlibat, baik elit pemerintah maupun aparat, harus ditindak tegas. Ini bukan hanya soal kasus ini saja, tetapi juga demi menimbulkan efek jera agar tidak ada lagi praktik serupa di masa depan,” pungkasnya.