Pasar dan Sektor Perniagaan Sumbang Sampah Terbesar di Indonesia

Jakarta, sustainlifetoday.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mencatat bahwa pasar dan sektor perniagaan menjadi sumber sampah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, timbulan sampah dari 303 kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 32,8 juta ton per tahun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 16,6 persen atau sekitar 16,5 juta ton berasal dari pasar, sementara sektor perniagaan menyumbang 11 persen atau sekitar 3,6 juta ton.
Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkuler KLH, Agus Rusli, menjelaskan bahwa industri hotel, restoran, dan kafe (Horeka) menjadi kontributor utama dalam timbulan sampah makanan dan plastik. Industri ini banyak ditemukan di pasar dan pusat perniagaan, sehingga perlu menjadi perhatian dalam upaya pengelolaan sampah.
“Penuntasan persoalan sampah yang dihasilkan sektor usaha hotel, restoran, dan kafe merupakan bagian penting dan strategis dalam menyelesaikan urusan sampah di hulu, di sumber-sumber sampah itu dihasilkan,” ujar Agus dalam webinar “Pengolahan Sampah Pada Sektor Horeka,” Jumat (14/3).
Untuk itu, KLH mendorong pemerintah daerah (Pemda) agar menetapkan regulasi yang mewajibkan pelaku usaha Horeka mengelola sampahnya dengan lebih baik.
Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Hubungan Antarlembaga Pusat dan Daerah, Hanifah Dwi Nirwana, menegaskan bahwa kepala daerah harus segera mengambil langkah konkret dalam menetapkan kebijakan terkait pengelolaan sampah sektor Horeka.
Baca Juga:
- Walhi Laporkan 47 Perusahaan ke Kejagung atas Dugaan Perusakan Lingkungan
- Upaya Kurangi Plastik, BRIN Kembangkan Wadah Makanan dari Pelepah Pisang
- Berpotensi Sebabkan Banjir Rob, Apa Itu Worm Moon?
“Dari kabupaten, kota, dan provinsi, kami mohonkan sebagaimana yang disampaikan Pak Menteri (LH). Bapak Ibu harus segera menetapkan kebijakan regulasi untuk mengatur pelaku usaha dalam mengelola sampah,” kata Hanifah.
Hanifah menambahkan, kebijakan ini sangat penting diterapkan terutama di daerah yang memiliki potensi wisata tinggi. Sebab, industri Horeka akan terus berkembang di wilayah dengan destinasi wisata yang ramai, sehingga diperlukan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik untuk mengurangi dampak lingkungan.