Sampah Makanan Jadi Penyumbang Terbesar di TPA

Jakarta, sustainlifetoday.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyoroti dampak lingkungan dari sampah sisa makanan (food waste) yang masih menjadi penyumbang terbesar timbulan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA).
Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) KLH, Ade Palguna, mengatakan bahwa sampah makanan dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan, terutama karena berakhir di TPA yang sudah banyak mengalami kepenuhan.
“Kalau sudah jadi food waste itu pasti nanti buangnya ke TPA dan itu menjadi masalah kita semua. Hal-hal yang terkait dengan food waste itu akan menjadi masalah ke depan,” kata Ade di Jakarta, dilansir pada Selasa (18/3).
Menurut data KLH, jumlah sampah saat bulan Ramadhan cenderung meningkat hingga 20 persen akibat sisa makanan dan sampah kemasan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk membeli makanan secukupnya guna mengurangi potensi sampah makanan.
Ade menekankan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga industri dan individu.
“Sampah itu tanggung jawabnya personal,” ujarnya.
Baca Juga:
- Mudik dengan Mobil Listrik? Ini Hal yang Wajib Dipersiapkan
- BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025, Waspada Dampaknya!
- Musim Kemarau Tiba, BMKG Peringatkan Bahaya Kebakaran Hutan
Selain berkontribusi pada kepenuhan TPA, sampah makanan yang bercampur dengan sampah anorganik dapat menghasilkan air lindi yang mencemari lingkungan. Selain itu, pembusukan sampah organik di TPA menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap perubahan iklim dan meningkatkan risiko kebakaran, seperti yang terjadi di 35 TPA pada 2023.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLH, total timbulan sampah nasional pada 2024 telah mencapai 32,8 juta ton dari 303 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, 39,43 persen merupakan sampah sisa makanan, menjadikannya jenis sampah paling dominan, disusul oleh sampah plastik yang menyumbang 19,54 persen.
KLH terus mendorong pengurangan sampah makanan melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.