Pemerintah Siapkan Insentif Besar untuk Produsen EV dengan TKDN Tinggi

Jakarta, sustainlifetoday.com – Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pusat pertumbuhan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di kawasan Asia Tenggara. Dalam upaya mendukung transisi energi bersih, pemerintah kini akan memberikan insentif lebih besar bagi produsen EV yang berkomitmen menggunakan komponen dalam negeri (TKDN) tinggi.
“Konsepnya ini kita akan ubah. Dengan TKDN lebih tinggi, insentifnya kita akan berikan lebih besar lagi. Jadi itu, kita lebih positif approach lah ke depannya mengenai TKDN ini,” ujar Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani dilansir, Jumat (9/5).
Langkah ini mencerminkan sinergi antara misi industrialisasi dan visi dekarbonisasi nasional. Saat ini, setidaknya tujuh produsen global telah memulai pembangunan fasilitas produksi EV di Indonesia, termasuk VinFast, Volkswagen, BYD, Citroen, AION, Maxus, dan Geely.
Nilai investasi gabungan mencapai Rp15,4 triliun dengan kapasitas produksi hingga 281.000 unit EV per tahun.
Baca Juga:
- Pertamina Energy Terminal Gandeng Malaysia Kembangkan Terminal Energi Hijau
- Pemerintah Targetkan 200 Ribu Hektare Konservasi Laut Baru di Tahun 2025
- BMKG: 2024 Jadi Tahun Terpanas, Dunia Hadapi Titik Kritis Perubahan Iklim
Lebih dari sekadar produksi, Rosan menegaskan bahwa Indonesia kini memiliki ekosistem lengkap untuk pengembangan baterai EV, yang menjadi tulang punggung mobilitas rendah emisi.
“Dengan semakin banyak masyarakat beralih ke EV, maka target net zero emission akan semakin cepat tercapai,” katanya.
Sebagai bagian dari upaya mempercepat infrastruktur hijau, pemerintah juga telah merevisi regulasi untuk membuka pembangunan charging station kepada pihak ketiga. Hal ini diharapkan memperluas akses infrastruktur pengisian daya secara merata, dari kota besar hingga daerah terpencil.
“Kita pun merevisi salah satu peraturan pemerintah, bagaimana charging station ini bisa dilakukan pihak ketiga sehingga bisa menyebar secara cepat di seluruh Indonesia,” tambah Rosan.
Targetnya, pada tahun 2030, Indonesia mampu memproduksi 2,5 juta kendaraan listrik per tahun, sebuah langkah besar menuju transportasi berkelanjutan.
Untuk mendorong inovasi lebih dalam, pemerintah juga mengajak investor global untuk berkontribusi pada sektor riset dan pengembangan (R&D) kendaraan listrik. Rosan menyebutkan bahwa insentif hingga 300 persen siap diberikan bagi pihak yang serius mengembangkan teknologi hijau ini.