Kritik Harga Kendaraan Rendah Emisi, Bos Astra: Hanya Untuk Menengah Atas

Jakarta, sustainlifetoday.com — Di tengah maraknya mobil listrik (EV) yang mulai menghiasi jalan-jalan kota besar Indonesia, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, mengingatkan bahwa transformasi menuju kendaraan rendah emisi belum sepenuhnya inklusif.
“Apakah menjangkau masyarakat low? Saya rasa tidak. Mobil listrik itu baru dijangkau oleh segmen menengah ke atas,” ungkap Djony dalam konferensi pers di Menara Astra, Jakarta dilansir Jumat (9/5).
Menurutnya, struktur pasar otomotif Indonesia masih berbentuk piramida, dengan mayoritas masyarakat berada di kelas menengah ke bawah. Ia mencatat bahwa sekitar 80% konsumen hanya mampu membeli mobil di bawah Rp 400 juta, yang saat ini belum banyak dipenuhi oleh produk EV di pasaran.
“Dalam 10 tahun terakhir cenderung sama struktur ini,” tambahnya.
Baca Juga:
- Dorong Budaya Hijau, Pertamina NRE Luncurkan Green Movement
- Pemerintah Targetkan 200 Ribu Hektare Konservasi Laut Baru di Tahun 2025
- BMKG: 2024 Jadi Tahun Terpanas, Dunia Hadapi Titik Kritis Perubahan Iklim
Dengan menyadari tantangan tersebut, Astra mengaku tengah merumuskan strategi agar mobil listrik, terutama varian hybrid dapat menjangkau pasar massal.
Harapannya, kehadiran mobil listrik yang lebih terjangkau dapat mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan secara lebih merata di berbagai lapisan masyarakat.
“Mudah-mudahan kami bisa meluncurkan mobil listrik lagi, dan akan bisa masuk hybrid mass market, artinya hybrid yang memang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Djony menyebut bahwa transisi menuju transportasi bersih juga harus mempertimbangkan aksesibilitas ekonomi, agar visi keberlanjutan bisa benar-benar inklusif dan tak hanya dinikmati oleh kalangan tertentu.