Sugar Souvenir Ubah Limbah Plastik Jadi Peluang Kerja dan Produk Ramah Lingkungan

Jakarta, sustainlifetoday.com – Di tengah meningkatnya persoalan lingkungan akibat sampah plastik dan krisis ketenagakerjaan di sektor tekstil, sebuah inisiatif lokal bernama Sugar Souvenir hadir membawa solusi berkelanjutan. Didirikan di Kabupaten Bandung, Sugar Souvenir lahir dari keprihatinan terhadap dua hal: pencemaran sampah plastik dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa para pekerja tekstil di wilayah tersebut. Menjawab tantangan ini, Sugar memadukan pendekatan lingkungan dan sosial melalui produk kreatif yang terbuat dari limbah kantong plastik.
Bergerak di bidang eco-friendly gifting, Sugar Souvenir mengolah kantong plastik bekas menjadi berbagai produk seperti tas belanja lipat, pouch, dan aksesori fungsional lainnya. Proses produksinya melibatkan warga lokal yang sebelumnya terdampak PHK, terutama para ibu rumah tangga dan pengrajin kecil, yang kini mendapatkan pelatihan dan pekerjaan layak. Keberadaan Sugar menjadi angin segar bagi komunitas setempat, memberikan ruang ekonomi baru sekaligus menjaga lingkungan dari pencemaran plastik.
“Kami memulai Sugar Souvenir bukan hanya untuk mengolah limbah plastik, tapi juga untuk mengembalikan harapan bagi lingkungan, bagi para pengrajin yang kehilangan pekerjaan, dan bagi masyarakat yang ingin percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil,” kata Firdilla Qonita, Founder Sugar Souvenir kepada sustainlifetoday.com.
Baca Juga:
- Kementerian Kehutanan Dorong Ketahanan Energi Lewat Tanaman Aren
- Boolet Ubah Tusuk Sate Bekas Jadi Furnitur Ramah Lingkungan
- Paus Leo XIV Terpilih, Bagaimana Pandangannya Soal Perempuan di Gereja?

Sugar melayani dua segmen utama. Di sisi bisnis-ke-bisnis (B2B), mereka menyediakan suvenir ramah lingkungan untuk perusahaan, institusi, dan komunitas yang ingin memberikan hadiah bermakna dan bertanggung jawab. Di sisi bisnis-ke-konsumen (B2C), Sugar juga memenuhi kebutuhan individu untuk acara seperti pernikahan, ulang tahun, atau perayaan pribadi lainnya.
Seluruh proses yang dijalankan Sugar bertumpu pada prinsip keberlanjutan. Mulai dari pengumpulan plastik bekas, desain ulang material, hingga produksi yang dilakukan secara lokal dengan semangat zero waste. Selain menghasilkan produk yang estetik dan fungsional, Sugar Souvenir juga membawa misi edukasi: mengajak masyarakat memahami bahwa limbah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai.

Dampak positif dari inisiatif ini pun mulai terasa. Sugar berhasil mengurangi jumlah kantong plastik yang berakhir di tempat pembuangan, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat terdampak. Dari sisi ekonomi, banyak keluarga kini memiliki sumber penghasilan tambahan berkat keterlibatan dalam proses produksi. Secara sosial, Sugar juga menjadi ruang pemberdayaan yang menumbuhkan harapan baru bagi komunitas.
Tak hanya itu, Sugar turut mengedukasi konsumen tentang pentingnya konsumsi yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Melalui produk dan kampanye yang dijalankan, masyarakat diajak melihat bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten. “Sekecil apa pun aksimu, bisa jadi awal dari dampak yang berarti,” jelas Arida.
Sebagai informasi, publikasi mengenai Sugar Souvenir ini merupakan bagian dari Program SMiles (Support Micro & Local Sustainable Enterprises), sebuah inisiatif dari SustainLife Today yang memberikan dukungan promosi gratis kepada 17 entitas usaha mikro dan komunitas lokal yang berkomitmen terhadap aspek keberlanjutan.
Program ini berlangsung selama 12–30 Mei 2025 dengan tujuan mengangkat pelaku usaha yang memiliki solusi konkret bagi tantangan sosial dan lingkungan saat ini.