Ekspansi Sawit Meningkat, Daya Dukung Lingkungan Kian Terancam

Jakarta, sustainlifetoday.com — Daya dukung lingkungan Indonesia dinilai telah mendekati ambang batas akibat masifnya ekspansi perkebunan monokultur seperti kelapa sawit. Sawit Watch menyatakan perlunya pembatasan terhadap perluasan komoditas ini guna menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Berdasarkan laporan terbaru Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Kementerian Pertanian, luas tutupan kebun sawit nasional mencapai 17,3 juta hektare (ha) pada 2024. Angka ini meningkat dari 16,38 juta ha yang tercatat dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 833/2019.
“Hasil perhitungan kami, daya dukung lingkungan kita untuk perkebunan sawit itu ambang batasnya adalah 18,3 juta hektare. Kalau di atas itu, lingkungan tidak bisa lagi menerima. Sementara sekarang sudah di 17,3 juta hektare,” kata Rambo dari Sawit Watch dalam Forum Editor bertajuk Potret Konflik Sawit dan Pentingnya Penerapan Prinsip Keberlanjutan di Aryaduta Menteng, Jakarta, Rabu (30/4).
Rambo menjelaskan bahwa kapasitas daya dukung lingkungan berbeda-beda di setiap daerah, namun sejumlah wilayah seperti Kalimantan dan Sumatra telah melampaui batas yang wajar untuk ekspansi sawit.
Baca Juga:
- Moeldoko Dorong UMKM hingga Tambang Beralih ke Kendaraan Listrik
- Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksi Melambat 4,8 Persen, Jauh Dari Target Pemerintah
- Telkom Gencarkan Prinsip ESG Lewat GoZero% Goes to Medan
“Kalau melihat berdasarkan kabupaten, berdasarkan provinsi, itu banyak wilayah yang sebenarnya sudah melampaui [ambang batas] atau kadang ada yang belum melampaui. Namun kebanyakan wilayah Kalimantan, Sumatra itu sudah melampaui. Jadi harusnya dua wilayah itu harus setop ekspansi sawit,” imbuhnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Riau sebagai wilayah dengan perkebunan sawit terluas, mencapai 2,86 juta ha pada 2023. Diikuti Kalimantan Barat dengan 2,20 juta ha dan Kalimantan Timur sebesar 2,19 juta ha.