Gantikan BBM, Menhut Usul Pohon Aren Jadi Sumber Energi

Jakarta, sustainlifetoday.com – Menteri Perhutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengusulkan pemanfaatan pohon aren sebagai sumber energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, etanol yang dihasilkan dari tanaman aren dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM yang mencapai ratusan triliun rupiah per tahun
Raja Juli mengungkapkan usulan tersebut saat berbincang dengan Presiden Prabowo Subianto, yang disebutnya memiliki ketertarikan terhadap tanaman aren. Dalam diskusi tersebut, ia menyoroti potensi besar aren sebagai solusi energi terbarukan.
“Yang menyenangkan itu Pak Presiden Prabowo itu kan menyenangi aren dari lama ya. Karena aren ini memang pohon yang bisa untuk ketahanan energi dan pangan. Kemarin saya juga usulkan ke beliau, satu tahun impor BBM itu mencapai Rp 396 triliun,” ujar Raja Juli di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/3).
Ia menjelaskan, jika Indonesia menanam aren di lahan seluas 1,2 juta hektare, produksi etanol yang dihasilkan bisa mencapai 2,6 juta kiloliter. Menurutnya, biaya investasi program ini hanya sekitar Rp 100 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan anggaran impor BBM yang terus membengkak.
Baca Juga:
- THR PNS Bakal Cair Tiga Minggu Sebelum Lebaran
- Lewat Danantara, Empat Negara Tertarik Gelontorkan Investasi Hijau di RI
- Ini Keuntungan Menabung di Bank Emas
“Jadi kalau kita tanam hari ini, enam tahun lagi kita sudah bisa mengurangi impor. Coba bayangkan, Rp 396 triliun dikali enam tahun, berapa ribu triliun itu? Dengan investasi kurang dari Rp 100 triliun, kita sudah punya etanol yang bisa menggantikan impor BBM,” tambahnya.
Selain itu, Raja Juli juga mengungkapkan bahwa Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan ketertarikan terhadap tanaman aren dan telah beberapa kali bertemu dengan petani aren, terutama di daerah Kendal.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa Prabowo telah menyetujui rencana awal penanaman aren di lahan 1,2 juta hektare sebagai langkah konkret menuju ketahanan energi nasional.
“Minimum 1,2 juta hektare. Pak Presiden kemarin malam sudah setuju,” tutupnya.
Usulan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencari sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengurangi beban keuangan negara akibat ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, implementasi program ini masih perlu kajian lebih lanjut, terutama terkait infrastruktur pengolahan etanol dan mekanisme distribusinya di dalam negeri.