Tolak Sedotan Kertas, Trump Teken Kebijakan Gunakan Kembali Sedotan Plastik

Jakarta, sustainlifetoday.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan baru yang mengizinkan kembali penggunaan sedotan plastik di lingkungan pemerintahan federal. Kebijakan ini merupakan langkah untuk membatalkan aturan sebelumnya di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden yang mendorong penggunaan sedotan kertas sebagai bagian dari upaya pengurangan limbah plastik.
Dalam unggahan di platform Truth Social pada Jumat (9/2), Trump menyatakan bahwa ia akan menandatangani perintah eksekutif untuk mengakhiri kebijakan yang dianggapnya sebagai langkah “konyol” dari pemerintahan Biden.
“Saya akan menandatangani perintah eksekutif minggu depan untuk mengakhiri dorongan konyol Biden terhadap sedotan kertas, yang tidak berfungsi. KEMBALI KE PLASTIK!” tulis Trump, seperti dikutip dari USA Today.
Baca Juga:
- Orang Kaya Pakai Gas LPG 3Kg, MUI: Dosa Besar
- Panas, Cina Kenakan Tarif Tambahan hingga 15 Persen untuk Barang AS
- Program Cek Kesehatan Gratis Resmi Dimulai Hari Ini
Sebelumnya, pada tahun 2022, pemerintahan Biden melalui Departemen Dalam Negeri AS memberlakukan kebijakan penghapusan bertahap produk plastik sekali pakai di lahan federal, termasuk taman nasional. Aturan ini mencakup larangan penggunaan sedotan plastik, wadah makanan dan minuman berbahan plastik, serta botol plastik, dengan target implementasi penuh pada 2032. Kebijakan ini merupakan bagian dari perintah eksekutif Biden yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan penggunaan produk daur ulang.
Namun, Trump, yang baru kembali menjabat bulan lalu, langsung membatalkan kebijakan tersebut. Partai Republik, termasuk Trump, telah lama mengkritik regulasi lingkungan dari Partai Demokrat, termasuk aturan penggunaan sedotan kertas, yang dinilai kurang praktis dan tidak disukai oleh masyarakat.
Meski lebih ramah lingkungan, sedotan kertas kerap menuai kritik karena mudah hancur dan mengurangi kenyamanan pengguna. Di sisi lain, para pendukung lingkungan memperingatkan bahwa kembalinya penggunaan plastik sekali pakai dapat memperburuk masalah polusi dan merusak ekosistem.
Keputusan Trump ini pun menuai pro dan kontra di berbagai kalangan. Para pendukung kebijakan lingkungan menganggap langkah ini sebagai kemunduran dalam upaya perlindungan lingkungan, sementara para pendukung Trump menyambutnya sebagai kebijakan yang lebih praktis dan mendukung kebebasan konsumen.
Dengan kebijakan baru ini, perdebatan mengenai regulasi lingkungan di AS diperkirakan akan semakin memanas menjelang pemilu mendatang.