Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1446 H Jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025

Jakarta, sustainlifetoday.com – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriah atau awal puasa Ramadan 2025 jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan bahwa penetapan awal Ramadan 2025 diputuskan secara bersama dalam sidang isbat yang berlangsung hari ini, Jumat (29/2).
“Pada malam ini diputsukan dalam sidang bahwa 1 Ramadan jatuh pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025 Masehi,” ujar Menag dalam konferensi pers.
Menag menjelaskan bahwa hilal terlihat di Provinsi paling barat Indonesia, yakni Aceh. Dalam paparannya, Menag menyebutkan bahwa ketinggian hilal di seluruh Indonesia berkisar antara 3 derajat 5,9 menit hingga 4 derajat 40,49 menit, dengan sudut elongasi 4 derajat 47,3 menit hingga 6 derajat 24,14 menit.
Adapun pengumuman hasil sidang isbat dilakukan dengan menunggu laporan pengamatan dari wilayah Aceh. Hal tersebut dikarenakan tidak dimungkinkannya pengamatan hilal di wilayah Indonesia lainnya mulai dari Indonesia bagian tengah hingga timur.
“Kondisi obyektif pada malam ini memang dari indonesia bagian tengah sampai ekor pulau Jawa tidak dimungkinkan untuk menyaksikan hilal, maka kita terpaksa untuk menunggu wilayah paling barat di Aceh, karena hanya itu yang memenuhi persyaratan Imkanur Rukyat,” tambahnya.
Lebih lanjut, pelaksanaan sidang isbat melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Islam.
Baca Juga:
- Tok, Kades Kohod dan Tiga Orang Lainnya Jadi Tersangka di Kasus Pagar Laut Tangerang
- Benarkah Pagar Laut Bambu Bisa Cegah Abrasi? Ini Faktanya
- Misteri Pagar Laut 30 Km di Tangerang, Apa Dampaknya untuk Lingkungan?
Sidang ini juga melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Komisi VIII DPR RI.
Sebagai informasi, mekanisme sidang isbat digunakan oleh Kemenag dengan bermusyawarah bersama berbagai pihak, mulai dari pakar ilmu falak, pakar astronomi, DPR, hingga perwakilan ormas-ormas Islam di seluruh Indonesia, guna menentukan awal bulan kamariah khususnya bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.