Swiss Dukung Pengembangan Tenaga Hidro Indonesia untuk Transisi Energi

Jakarta, sustainlifetoday.com – Pemerintah Swiss menyatakan dukungan terhadap transisi energi Indonesia, khususnya dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebagai bagian dari energi baru terbarukan.
Dukungan ini disampaikan oleh Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, dalam forum energi yang digelar di Jakarta, Kamis (18/4).
“Perusahaan Swiss telah aktif lebih dari 100 tahun di sektor hidro Indonesia. Kami percaya, kolaborasi ini bisa mempercepat transformasi menuju ketahanan energi dan emisi nol bersih tahun 2060,” ujar Olivier.
Wakil Ketua International Hydropower Association (IHA), Karen Atkinson, menambahkan bahwa pengembangan PLTA harus dilakukan secara berkelanjutan dan inklusif, serta menjadi wadah kolaborasi dan berbagi pengalaman antarnegara.
Di tingkat nasional, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut tenaga hidro sebagai pilar utama mendukung visi Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan potensi domestik untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Baca Juga:
- PLN Nusantara Power Pamerkan Inovasi Hidrogen di GHES 2025
- Indonesia-Inggris Bahas Transisi Energi dan Aksesi OECD
- Siap Jadi Percontohan Kota Hijau, Surabaya Resmi Mulai Proyek Dekarbonisasi Bangunan Gedung
“Energi hidro adalah peluang besar Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Tantangannya hanya bisa dihadapi dengan kerja sama jangka panjang,” kata Darmawan.
Direktur Manajemen Risiko PLN, Suroso Isnandar, memaparkan bahwa dari total rencana penambahan pembangkit listrik sebesar 71,2 GW hingga 2034, sekitar 59 persen akan berasal dari energi terbarukan. Sebanyak 28 persen di antaranya ditargetkan berasal dari tenaga air.
Suroso juga menjelaskan bahwa potensi tenaga hidro Indonesia yang telah teridentifikasi mencapai 28,9 GW. Kalimantan menyumbang potensi terbesar dengan lebih dari 13 GW, disusul Sumatera (7 GW) dan Sulawesi (5 GW).
Untuk percepatan implementasi, PLN menjalankan sejumlah proyek besar seperti PLTA Mentarang Induk (1,3 GW) dan Kayan Cascade (9 GW) di Kalimantan Utara. Di Jawa, PLN membangun proyek Upper Cisokan Pumped Storage berkapasitas 1.040 MW, yang menjadi proyek pumped storage pertama di Indonesia dan didukung oleh Bank Dunia.
Pembangunan ini diharapkan memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Jawa-Bali dengan pendekatan yang lebih andal dan ramah lingkungan.