Pasir Kuarsa Ditarik Jadi Mineral Kritis, Bahlil: untuk Bangun Solar Panel

Jakarta, sustainlifetoday.com – Pemerintah segera menetapkan pasir kuarsa sebagai salah satu mineral kritis guna mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pasir kuarsa akan dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam produksi solar panel.
“Kita akan membangun solar panel dan pasir kuarsa yang akan kita tarik menjadi bagian dari mineral kritis, karena ini menjadi potensi keunggulan komparatif bagi bangsa kita,” ujar Bahlil dalam keterangan pers di Jakarta, dikutip Selasa (11/3).
Pasir kuarsa merupakan komponen utama dalam pembuatan sel surya, yang berfungsi sebagai konduktor dalam panel surya untuk menangkap dan mengubah energi matahari menjadi listrik. Dengan ditetapkannya sebagai mineral kritis, pemerintah berupaya meningkatkan nilai tambah komoditas ini melalui hilirisasi industri.
Baca Juga:
- Tolak Berikan THR untuk Driver Ojol, Maxim: Tak Sesuai Regulasi!
- CPNS Hasil Seleksi 2024 ‘Nganggur’ sampai Oktober, Ini Respons Kemenpan RB
- BI Buka Layanan Tukar Uang Baru untuk Lebaran, Ini Jadwal dan Caranya
Keputusan ini juga sejalan dengan strategi nasional dalam mencapai target net zero emission pada 2060. Dalam rangka percepatan hilirisasi, pemerintah akan menggandeng investor dalam pengembangan industri solar panel berbasis pasir kuarsa.
Selain mendukung transisi energi, langkah ini juga diharapkan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing industri energi terbarukan di Indonesia.
Sebagai informasi, pasir kuarsa telah lama digunakan dalam industri kaca dan elektronik. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan energi bersih, potensi pemanfaatannya dalam produksi solar panel menjadi semakin krusial.
Dengan kebijakan ini, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku solar panel serta meningkatkan produksi energi ramah lingkungan secara mandiri.