BMKG: Underpass Kulonprogo Yogyakarta Berisiko Tsunami Saat Mudik

Jakarta, sustainlifetoday.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi kerawanan tsunami di Jalan Underpass Lintas Selatan Kulonprogo, Yogyakarta selama periode libur Lebaran 2025. Dengan meningkatnya jumlah pemudik, BMKG meminta pihak terkait untuk mengantisipasi risiko bencana di jalur rawan tersebut.
“Titik risiko yang perlu diwaspadai salah satunya adalah jalan underpass lintas selatan Bandara Yogyakarta di Kulonprogo. Underpass di situ adalah zona rawan tsunami,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (11/3).
BMKG mengusulkan agar kementerian dan lembaga terkait menerapkan skema buka tutup lalu lintas di area underpass tersebut selama masa mudik dan balik Lebaran. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan yang melintasi terowongan, sekaligus mempermudah evakuasi jika terjadi tsunami.
Namun, Dwikorita menekankan bahwa skema buka tutup harus dilakukan dengan cermat dan terkoordinasi agar tidak menyebabkan kemacetan yang justru memperburuk situasi darurat.
Baca Juga:
- Akselerasi Energi Bersih, Kementerian ESDM Rancang Direktorat Baru
- Prabowo Panggil Menteri Bahas Tata Kelola Sampah, AHY Siapkan Solusi
- Indonesia Peringkat 15 Negara Paling Berpolusi, Terburuk di ASEAN!
“Mohon Kementerian PU, Polri, buka tutup jangan sampai macet. Nanti mobil justru akan terjebak saat evakuasi bila terjadi tsunami,” ujarnya.
Merujuk data dari Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik pada Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52 persen dari total populasi Indonesia. Arus perjalanan terbesar diprediksi terjadi di Pulau Jawa, dengan puncak arus mudik pada 21 Maret dan arus balik pada 11 April 2025.
Dengan tingginya mobilitas ini, BMKG menegaskan bahwa mereka telah mengaktifkan seluruh sumber daya untuk menjamin keandalan peringatan dini tsunami, deteksi gempa bumi, serta cuaca ekstrem selama periode libur Lebaran.