Mengenal Zakat Hijau, Apa Manfaatnya Bagi Masyarakat?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Zakat selama ini dikenal sebagai salah satu pilar dalam ajaran Islam yang berfungsi sebagai instrumen sosial untuk membantu mereka yang membutuhkan. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, konsep Zakat Hijau atau Green Zakat mulai diperkenalkan sebagai bentuk inovasi dalam pengelolaan dana zakat.
Zakat Hijau adalah konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan lingkungan dalam praktik zakat. Dengan kata lain, dana zakat tidak hanya digunakan untuk membantu mustahik (penerima zakat) dalam aspek ekonomi dan sosial, tetapi juga untuk mendukung program-program yang berdampak positif terhadap lingkungan.
Konsep ini sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan keseimbangan antara manusia dan alam. Dalam ajaran Islam, manusia diamanahkan untuk menjaga bumi sebagai khalifah (pemimpin), sehingga pengelolaan zakat yang ramah lingkungan menjadi langkah konkret dalam menjalankan tanggung jawab tersebut.
Peluncuran Kerangka Zakat Hijau di Indonesia
Di Indonesia, upaya konkret dalam penerapan Zakat Hijau ditandai dengan peluncuran Green Zakat Framework oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia bersama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Pada 2 November 2024, BAZNAS dan BSI secara resmi memperkenalkan Green Zakat Framework sebagai panduan dalam menyalurkan dana zakat untuk mendukung aksi iklim, ekonomi hijau, serta program sosial yang berorientasi pada keberlanjutan.
Baca Juga:
- Zakat Hijau, Upaya Integrasi Keberlanjutan dalam Pendanaan Syariah
- Sampah Kiriman Jakarta Capai 10 Ton Per Hari di Kepulauan Seribu
- Google Luncurkan FireSat, Satelit AI untuk Deteksi Dini Kebakaran Hutan
Kerangka ini dirancang untuk mengarahkan dana zakat ke berbagai inisiatif yang tidak hanya membantu masyarakat miskin, tetapi juga berkontribusi pada perlindungan lingkungan.
Menurut Deputi I BAZNAS RI Bidang Pengumpulan, M. Arifin Purwakananta, Green Zakat Framework bertujuan untuk mengajak masyarakat dan lembaga keuangan syariah berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa zakat tidak hanya bisa membantu mereka yang kurang mampu, tetapi juga dapat digunakan untuk memperbaiki ekosistem, mendukung energi terbarukan, serta mengurangi dampak perubahan iklim.
Bagaimana Zakat Hijau Diterapkan?
Zakat Hijau dapat diwujudkan dalam berbagai program yang menggabungkan aspek sosial dan lingkungan. Beberapa contoh penerapan yang dapat dilakukan melalui dana zakat antara lain:
1. Penghijauan dan Konservasi Lingkungan
Sebagian dana zakat dapat dialokasikan untuk program penghijauan, seperti penanaman pohon di daerah yang mengalami deforestasi, rehabilitasi lahan kritis, serta perlindungan ekosistem hutan dan mangrove.
2. Dukungan pada Energi Terbarukan
Dana zakat dapat digunakan untuk membangun infrastruktur energi bersih bagi masyarakat miskin, seperti panel surya untuk rumah tangga kurang mampu atau pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa-desa terpencil.
3. Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
Program pengelolaan limbah berbasis komunitas dapat didanai oleh zakat, seperti pembangunan fasilitas daur ulang, edukasi tentang pengurangan sampah plastik, serta pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah organik menjadi kompos.
4. Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Dana zakat dapat digunakan untuk mendukung pertanian organik, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, serta pelatihan bagi petani dalam menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan.
5. Penanganan Bencana Berbasis Lingkungan
Program mitigasi bencana alam, seperti pembuatan tanggul alami untuk mengatasi banjir atau pembangunan rumah tahan gempa dengan bahan ramah lingkungan, juga dapat menjadi bagian dari inisiatif Zakat Hijau..
Masa Depan Zakat Hijau
Penerapan Zakat Hijau masih berada dalam tahap awal, namun potensinya sangat besar dalam membangun ekosistem filantropi Islam yang lebih inklusif dan berorientasi pada masa depan. Jika dikelola dengan baik, Zakat Hijau dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan, sekaligus memperkuat peran Islam dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Dengan adanya Green Zakat Framework, Indonesia dapat menjadi pelopor dalam memanfaatkan zakat sebagai instrumen keuangan yang tidak hanya berorientasi pada kesejahteraan sosial, tetapi juga bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan kesejahteraan ekonomi.
Sustain Peeps dapat mendukung inisiatif ini dengan berpartisipasi dalam program zakat yang berorientasi pada keberlanjutan serta menyebarkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui instrumen filantropi Islam.