Jaleuleu Bedas, Mesin Pengolah Sampah Bandung yang Bisa Hasilkan Oksigen

Jakarta, sustainlifetoday.com – Kabupaten Bandung kini menjadi pusat perhatian dengan kehadiran Bandung Bedas Green Techno, sebuah inovasi terbaru dalam pengelolaan sampah yang diklaim mampu menghilangkan sampah tanpa emisi berbahaya sekaligus menghasilkan oksigen.
Teknologi yang lebih dikenal dengan nama Jaleuleu Bedas ini diperkenalkan langsung oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna, dalam acara soft launching di Gedung BLK Manggahang, Baleendah, pada Selasa (18/3).
Teknologi ini disebut sebagai terobosan dalam pengelolaan sampah global, karena berbeda dari metode pembakaran konvensional yang justru meningkatkan emisi karbon dan polusi udara.
Dengan suhu pembakaran ultra-tinggi yang mencapai 1.200-1.500°C, Jaleuleu Bedas diklaim tidak menghasilkan asap, karbon, ataupun residu berbahaya, menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan incinerator atau pirolisis.
Salah satu klaim paling revolusioner dari Jaleuleu Bedas adalah kemampuannya untuk menghasilkan oksigen dari proses pembakarannya. Bupati Bandung menyatakan bahwa teknologi ini mampu menghasilkan udara dengan kadar oksigen 20,9 persen, setara dengan udara pegunungan.
“Sampahnya habis dan tidak ada residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen,” ungkap Dadang Supriatna.
Keunggulan lainnya adalah efisiensi hampir sempurna, di mana 99 persen sampah hilang dan terurai menjadi energi, sementara residu yang tersisa hanya sekitar 0,5-1 persen yang masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti bahan konstruksi.
Baca Juga:
- Zakat Hijau, Upaya Integrasi Keberlanjutan dalam Pendanaan Syariah
- Sampah Kiriman Jakarta Capai 10 Ton Per Hari di Kepulauan Seribu
- Google Luncurkan FireSat, Satelit AI untuk Deteksi Dini Kebakaran Hutan
Teknologi Balik Jaleuleu Bedas
Keberhasilan Jaleuleu Bedas dalam menghilangkan sampah tanpa emisi berbahaya dikaitkan dengan teknologi revolusioner berbasis graphene. Teknologi ini memungkinkan pembakaran sempurna dengan suhu sangat tinggi, sehingga tidak menghasilkan dioksin, furan, atau polutan lain yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Selain itu, teknologi ini mampu mengolah berbagai jenis sampah, termasuk plastik, organik, anorganik, hingga limbah medis, tanpa perlu pemilahan yang rumit.
Dampak dan Masa Depan Jaleuleu Bedas
Bupati Dadang Supriatna menegaskan bahwa inovasi ini tidak hanya akan membantu Kabupaten Bandung, tetapi juga bisa menjadi solusi nasional dalam menangani krisis sampah dan perubahan iklim.
“Insya Allah ini akan sangat bermanfaat untuk bangsa dan negara kita. (TPA) Bantargebang akan selesai. Sarimukti akan selesai. Sampah di Indonesia akan selesai dengan teknologi ini,” ujar Kang DS optimistis.
Saat ini, Pemkab Bandung sedang mengajukan hak paten atas teknologi Jaleuleu Bedas. Setelah proses ini selesai, teknologi ini akan dipresentasikan kepada Presiden RI, dengan harapan dapat diadopsi secara luas di Indonesia.
Jika terbukti efektif, Jaleuleu Bedas bisa menjadi standar baru dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam inovasi teknologi hijau di tingkat global.