Brantas Abipraya Fasilitasi Kunjungan NIOSH Malaysia ke Forum QHSE BUMN Konstruksi

Jakarta, sustainlifetoday.com – PT Brantas Abipraya (Persero) menerima kunjungan dari National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) Malaysia dalam rangkaian pertemuan Forum QHSE BUMN Konstruksi. Kunjungan ini menjadi momen penting bagi kedua belah pihak untuk berbagi wawasan, pengalaman, serta praktik terbaik dalam bidang Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE), guna meningkatkan standar keselamatan dan keberlanjutan di sektor konstruksi.
Dalam diskusi yang berlangsung, berbagai inovasi dan pendekatan strategis dalam pengelolaan risiko di proyek konstruksi menjadi topik utama. Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi, Subkhan, menegaskan komitmen forum dalam menerapkan budaya Zero Accident serta memperkuat implementasi QHSE di seluruh proyek BUMN konstruksi.
“Melalui diskusi dan kolaborasi ini, FQHSE BUMN Konstruksi terus berkomitmen untuk menerapkan budaya Zero Accident serta inovasi dalam pengelolaan risiko di setiap proyek yang dijalankan,” ujar Subkhan.
Kunjungan ini juga menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan antara NIOSH Malaysia dan Forum QHSE BUMN Konstruksi, dengan harapan dapat menciptakan kerja sama yang lebih erat dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja di masa mendatang. Langkah ini sejalan dengan misi Brantas Abipraya dalam mendukung pembangunan yang mengutamakan keselamatan & kesehatan kerja, kelestarian lingkungan dan ekonomi hijau.
Baca Juga:
- Tok, Prabowo Resmikan Layanan Bank Emas Pertama di RI
- Dongkrak PDB hingga Buka Lapangan Kerja, Prabowo Bocorkan Potensi Layanan Bank Emas
- Bantah Oplosan, Pertamina: Kami Uji Kualitas BBM di Berbagai Tahapan
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan di industri konstruksi dapat terus meningkatkan standar keselamatan kerja serta menerapkan inovasi yang berorientasi pada keberlanjutan. Brantas Abipraya dan Forum QHSE BUMN Konstruksi berkomitmen untuk terus mendorong budaya kerja yang lebih aman, sehat, dan ramah lingkungan demi kemajuan industri konstruksi di Indonesia.
Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir implementasi QHSE di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Pemerintah bersama dengan perusahaan konstruksi terus memperkuat regulasi serta kebijakan terkait keselamatan kerja, terutama dalam upaya mencapai target zero zccident.
Sejumlah BUMN dan swasta pun telah mengadopsi teknologi digital dalam pemantauan keselamatan kerja, termasuk penggunaan sensor IoT dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi potensi bahaya lebih dini.
Selain itu, kesadaran akan pentingnya budaya keselamatan semakin meningkat di kalangan pekerja dan manajemen proyek. Program pelatihan serta sertifikasi keselamatan kerja terus digalakkan untuk memastikan setiap individu memiliki kompetensi yang memadai dalam menghadapi risiko di lapangan.