Dongkrak PDB hingga Buka Lapangan Kerja, Prabowo Bocorkan Potensi Layanan Bank Emas

Jakarta, sustainlifetoday.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan layanan Bank Emas PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BSI). Peresmian ini menandai langkah besar dalam upaya memperkuat ekonomi nasional. Dalam pidato peresmiannya, Prabowo mengungkapkan bahwa inisiatif ini berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp245 triliun serta menciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru.
Prabowo menegaskan bahwa keberadaan Bank Emas ini merupakan pencapaian bersejarah bagi Indonesia, mengingat negara ini memiliki cadangan emas terbesar keenam di dunia. Dengan adanya bank ini, seluruh proses pengelolaan emas, mulai dari hulu hingga hilir, akan dilakukan di dalam negeri, sehingga mampu menghemat devisa serta meningkatkan stabilitas moneter.
“Ini akan membantu memperkuat ekonomi nasional melalui mekanisme likuiditas emas dan transaksi emas dalam negeri,” ujar Prabowo saat peresmian di Jakarta.
Lebih lanjut, Prabowo menyinggung kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang telah diterapkan sejak 17 Februari lalu. Melalui kebijakan ini, setiap entitas yang memperoleh aset negara dan kredit dari bank milik negara (Himbara) diwajibkan menempatkan hasil usahanya di bank nasional, guna memperkuat perekonomian Indonesia.
Dengan peresmian Bank Emas dan kebijakan strategis lainnya, pemerintah optimistis dapat membawa Indonesia menuju kemandirian ekonomi yang lebih kuat, adil, dan berkelanjutan.
Baca Juga:
- Rugikan Negara Rp193,7 Triliun, 3 Direksi Sub Holding Pertamina Jadi Tersangka
- Susu, Kurma, Telur Rebus, hingga Kolak akan Jadi Menu MBG Ramadan
- MBG Berlanjut di Ramadan, yang Tidak Puasa Makan Sembunyi-sembunyi
Sebelumnya, kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa pengembangan sektor bullion dapat mendorong peningkatan konsumsi emas ritel dan memperkuat industri emas nasional. “Pengembangan usaha bullion berpotensi meningkatkan nilai tambah (value added) industri emas hingga Rp30 triliun – Rp50 triliun,” ungkap Dian dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, prospek bisnis Bullion Bank semakin cerah karena didukung oleh ekosistem yang melibatkan berbagai pihak, seperti produsen, pengolah, manufaktur, grosir, retailer, serta masyarakat yang menjadikan emas sebagai alat investasi.
Selain Pegadaian dan BSI, Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah OJK, Defri Andri menyebutkan bahwa masih ada beberapa bank lain yang sedang dalam proses mendapatkan izin serupa. Namun, ia enggan mengungkapkan identitas penyelenggara Bullion Bank lainnya dan meminta publik untuk menunggu pengumuman resmi lebih lanjut.