Re-Spark SRE ITS Hadirkan PLTS dan Edukasi Energi Terbarukan ke Sekolah Sidoarjo

Jakarta, sustainlifetoday.com – Di tengah upaya nasional mempercepat transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan, mahasiswa dari Society of Renewable Energy Institut Teknologi Sepuluh Nopember (SRE ITS) menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil.
Melalui program Renewable Energy Spreading Power and Knowledge atau Re-Spark, SRE ITS membawa edukasi energi dan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke SMPN 1 Atap Buduran, sebuah sekolah negeri di pinggiran Kabupaten Sidoarjo.
Program Re-Spark ini bukan hanya sekadar kegiatan pengabdian masyarakat biasa. Ia dirancang sebagai inisiatif multidimensi yang menjawab kebutuhan pendidikan, infrastruktur energi, dan kesadaran lingkungan secara bersamaan.

Menggabungkan unsur edukasi dan aksi langsung, tim Re-Spark hadir memberikan pemahaman kepada siswa-siswi tingkat SMP tentang pentingnya energi bersih dan keberlanjutan, sekaligus membangun sistem PLTS berkapasitas 500 Wp dengan sistem On-Grid yang langsung digunakan oleh sekolah.
“RE-SPARK memperkenalkan energi terbarukan ke sekolah kurang terjangkau sebagai langkah awal transisi energi dari ruang kelas ke masyarakat,” ujar Panji, PIC Re-Spark 2025.
Pemasangan sistem PLTS ini tidak hanya menjadi simbol komitmen terhadap energi hijau, tapi juga solusi langsung bagi permasalahan energi yang dihadapi sekolah. Dengan adanya suplai listrik tambahan dari panel surya, sekolah kini dapat menerangi lingkungan sekitar pada malam hari.
Baca Juga:
- Ecoplease Hadirkan Solusi Kemasan Tanpa Mikroplastik, Dorong Industri F&B Lebih Ramah Lingkungan
- Perubahan Iklim Bisa Mengubah Rasa Anggur di Masa Depan
- Daur Baur Micro Factory Ubah Sampah Plastik Jadi Furnitur dan Elemen Arsitektur Ramah Lingkungan
Hal ini memberikan rasa aman dan nyaman tidak hanya bagi siswa dan guru, tetapi juga bagi warga sekitar. Seperti yang disampaikan oleh Gufron, salah satu guru di sekolah tersebut, keberadaan cahaya malam hari telah membantu mengurangi potensi tindak kriminal di area sekolah yang sebelumnya gelap.
Selain itu, instalasi ini menjadi simbol nyata komitmen terhadap empat poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): pendidikan berkualitas, energi bersih, kota berkelanjutan, dan penanganan perubahan iklim.

Re-Spark juga menggandeng mitra profesional, yaitu PT Teknologila Ciptakan Masa Depan, yang berperan sebagai penyedia dan penyelia teknologi. Kolaborasi ini memungkinkan proses instalasi dilakukan dengan standar teknis yang mumpuni serta terintegrasi dengan sistem monitoring berbasis aplikasi. Dengan begitu, sekolah dan tim pengembang dapat terus memantau performa sistem secara real-time dan memastikan pemeliharaan jangka panjang yang efektif.
Bagi SRE ITS, Re-Spark merupakan bukti nyata bahwa mahasiswa mampu menjadi motor perubahan yang relevan dan solutif terhadap isu-isu krusial seperti krisis iklim dan ketimpangan akses energi. Program ini tidak hanya mengedepankan inovasi teknologi, tetapi juga nilai-nilai kolaborasi, empati, dan keberlanjutan.
Sebagai informasi, publikasi mengenai Re-Spark ini merupakan bagian dari Program SMiles (Support Micro & Local Sustainable Enterprises), sebuah inisiatif dari SustainLife Today yang memberikan dukungan promosi gratis kepada 17 entitas usaha mikro dan komunitas lokal yang berkomitmen terhadap aspek keberlanjutan.
Program yang berlangsung selama 12–30 Mei 2025 ini ditujukan bagi pelaku usaha dan organisasi yang menjalankan aktivitas langsung di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG (Environmental, Social, and Governance). Mulai dari pengolahan limbah menjadi produk baru, penyediaan energi terbarukan skala mikro, pemberdayaan masyarakat, hingga inisiatif pendidikan dan kesehatan berbasis komunitas.
CEO SustainLife Today, Farhan Syah, menjelaskan bahwa SMiles menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung ekonomi lokal yang memiliki dampak nyata terhadap masa depan berkelanjutan Indonesia.
“Banyak pelaku usaha kecil yang sebenarnya sudah menjalankan praktik keberlanjutan, namun belum mendapatkan perhatian luas. SMiles hadir sebagai panggung untuk mereka agar bisa dikenal, diapresiasi, dan terhubung dengan komunitas yang lebih besar,” tandas Farhan.