Jadi Ancaman Kesehatan, Ini Jenis Polusi dan Penyebabnya

Jakarta, sustainlifetoday.com – Kualitas kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang bersih mendukung kehidupan yang sehat, sementara paparan polutan lingkungan menimbulkan berbagai risiko penyakit serius, baik dari virus maupun bakteri.
Polutan berupa zat, organisme, atau energi yang mencemari lingkungan dapat menurunkan kualitas udara, air, tanah, hingga cahaya dan suara. Ketika konsentrasinya melampaui ambang batas normal, polutan ini mengganggu keseimbangan ekosistem dan berdampak langsung pada makhluk hidup, termasuk manusia.
Menurut regulasi nasional, pencemaran lingkungan adalah masuknya substansi atau energi ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alamiah, yang menyebabkan lingkungan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
Polusi Udara
Polusi udara terjadi akibat kontaminasi kimia, fisik, atau biologis di atmosfer. Lima substansi utama penyebabnya adalah karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO₂), sulfur dioksida (SO₂), ozon, dan materi partikulat (PM).
Partikel PM dari kendaraan, pabrik, hingga kebakaran hutan dapat menembus sistem pernapasan, memicu asma, gangguan paru-paru, dan penyakit jantung.
Gas CO dapat menghambat suplai oksigen ke tubuh, berisiko fatal dalam konsentrasi tinggi. Sementara SO₂ dan NO₂ berpotensi menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan gangguan sistem kardiovaskular.
Polusi Air
Polusi air terjadi ketika limbah berbahaya masuk ke sungai, danau, atau laut dan menurunkan kualitas air. Ciri air tercemar meliputi bau menyengat, warna keruh, dan rasa tidak normal.
Baca Juga:
- Indonesia Perkuat Komitmen Lindungi Terumbu Karang di Forum PBB
- Pergerakan Tanah dan Risiko Ekologis di Sekitar Tol Cipularang
- Dedi Mulyadi Bahas Isu Lingkungan Jawa Barat dan Jakarta Bersama Menteri LH
Limbah industri tanpa pengolahan menjadi kontributor utama, disusul oleh sampah rumah tangga dan bahan kimia dari aktivitas perikanan seperti peledak atau racun.
Di Indonesia, sekitar 600.000 ton sampah mencemari laut setiap tahun, membahayakan kehidupan laut dan kualitas air.
Polusi Tanah
Pencemaran tanah terjadi akibat akumulasi substansi berbahaya, seperti limbah rumah tangga, pupuk kimia, dan bahan radioaktif. Penggunaan pupuk berlebihan dapat mengganggu kesuburan tanah dan mengancam ketahanan pangan. Bahan radioaktif bahkan dapat meningkatkan risiko kanker bagi warga sekitar.
Polusi Cahaya
Pencemaran cahaya dari lampu berintensitas tinggi, terutama di kota-kota besar, mengganggu siklus alami tumbuhan dan hewan. Satwa liar seperti burung, penyu, dan serangga dapat kehilangan arah akibat langit malam yang terlalu terang.
Selain merusak ekosistem, pencemaran cahaya juga mengikis budaya manusia dalam mengamati langit malam yang kini menjadi “mewah” dan langka.
Polusi Suara
Pencemaran suara timbul dari kebisingan melebihi 85 desibel, misalnya dari kendaraan, alat konstruksi, atau musik dengan volume tinggi. Dampaknya bisa ringan seperti gangguan kecemasan, hingga permanen seperti kehilangan pendengaran. Kebisingan juga mengganggu hewan, mengacaukan pola tidur dan komunikasi mereka.
Pencegahan dan pengelolaan polusi memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Dari pengurangan emisi hingga manajemen sampah, pendekatan berbasis sains dan partisipasi publik menjadi kunci menjaga lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.