Dedi Mulyadi Bahas Isu Lingkungan Jawa Barat dan Jakarta Bersama Menteri LH

Jakarta, sustainlifetoday.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Kamis (19/6), untuk membahas isu-isu strategis lingkungan, terutama terkait wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, membahas berbagai upaya pemulihan lingkungan. Beberapa isu utama yang dibahas meliputi pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, pengembalian fungsi hutan, pengelolaan sampah, serta evaluasi tata ruang wilayah Jabodetabek.
“Pak Gubernur berkenan berkunjung dan meng-update beberapa kegiatan yang kita lakukan bersama, di antaranya skenario penanganan pemulihan kawasan Puncak. Beliau juga memberikan pandangan mengenai langkah-langkah kolaboratif yang akan kita ambil bersama,” kata Hanif dalam keterangannya dilansir Kamis (19/6).
Hanif menambahkan, KLH telah menyusun sejumlah skenario untuk pemulihan DAS Ciliwung, khususnya di bagian hulu, dan menargetkan realisasi segera. Ia juga menyebut bahwa DAS lain serta isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas ilegal, seperti tambang emas, menjadi fokus kolaborasi lanjutan.
Baca Juga:
- Terbukti Ampuh, Ini 6 Jenis Olahraga yang Bikin Awet Muda dan Panjang Umur
- KDM: Degradasi Lingkungan di Jabar Ancam Pasokan Air Bersih Jakarta dan Banten
- Presiden Prabowo Putuskan Empat Pulau Sengketa Masuk Wilayah Aceh
“DAS-DAS lain tentu menjadi perhatian Pak Gubernur untuk kita tangani bersama, termasuk kerusakan lingkungan akibat tambang emas ilegal,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Dedi Mulyadi atau biasa disapa KDM menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghidupkan kembali program-program pemulihan lingkungan yang sempat tertunda.
“Pertama, kita ingin kembali menghidupkan air, tidak ada lagi halangan saat ia mengalir. Kedua, kita ingin menghidupkan sumber-sumber air, hutan-hutan harus kembali menjalankan fungsinya. Ketiga, pengelolaan sampah harus kita perbaiki agar tak menjadi masalah lingkungan. Dan keempat, evaluasi tata ruang sangat penting,” kata Dedi.
Ia juga menyoroti pentingnya zonasi rawan bencana dalam dokumen tata ruang, yang sebelumnya disebut sempat dihilangkan.
Dedi berharap hasil pertemuan ini dapat segera ditindaklanjuti dalam bentuk aksi nyata di lapangan.
“Jakarta itu keharmonisan lingkungannya dan ketenangan warganya bergantung pada Jawa Barat. Jika hulu di Jawa Barat tertata, maka Jakarta pun akan bahagia,” tutupnya.