Indonesia Perkuat Komitmen Lindungi Terumbu Karang di Forum PBB

Jakarta, sustainlifetoday.com – Indonesia menegaskan komitmennya untuk melindungi lebih dari 51.000 kilometer persegi ekosistem terumbu karang dalam Konferensi Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-3 (UNOC3) yang berlangsung di Nice, Prancis, pada 9–13 Juni 2025. Upaya ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan perubahan iklim terhadap kawasan pesisir dan laut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa Indonesia juga memiliki 14 dari 50 bioclimate units dunia yang menjadi prioritas perlindungan.
“Melindungi terumbu karang bukan hanya soal adaptasi iklim, tetapi juga menjaga ekosistem yang menopang perikanan, pariwisata, dan masyarakat pesisir,” ujar Sakti dilansir Kamis (19/6).
Sakti menyebut nilai ekonomi layanan ekosistem terumbu karang mencapai sekitar USD 3,3 miliar per tahun, termasuk dari sektor perikanan dan pariwisata laut. Namun, ekosistem ini juga merupakan salah satu yang paling rentan terhadap pemanasan laut, pengasaman, dan polusi akibat aktivitas manusia.
Baca Juga:
- Tolak Tambang Raja Ampat dan Dicap Wahabi Lingkungan, Aktivis Greenpeace Jadi Sasaran Peretasan
- KDM: Degradasi Lingkungan di Jabar Ancam Pasokan Air Bersih Jakarta dan Banten
- Presiden Prabowo Putuskan Empat Pulau Sengketa Masuk Wilayah Aceh
Model ilmiah global memproyeksikan lebih dari 90 persen terumbu karang dunia terancam mengalami degradasi pada 2050 jika tidak ada langkah konservasi yang mendesak.
Menanggapi hal tersebut, WWF Indonesia melalui Direktur Program Kelautan dan Perikanan, Imam Musthofa Zainudin, menyatakan dukungan atas komitmen pemerintah Indonesia.
“Keberlangsungan ekosistem ini berkaitan erat dengan ketahanan pangan laut dan mata pencaharian masyarakat pesisir,” ujarnya.
WWF Indonesia mendorong pendekatan konservasi berbasis sains, adaptif, dan inklusif yang melibatkan masyarakat lokal.
Dalam forum tersebut, Indonesia juga menandatangani komitmen bersama sejumlah negara untuk memperkuat perlindungan kawasan refugia, yaitu wilayah terumbu karang yang memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan dari perubahan iklim.
Negara lain yang turut serta dalam komitmen ini antara lain Republik Palau, Panama, Kepulauan Solomon, Tanzania, Vanuatu, Papua Nugini, Bahama, Belize, Madagaskar, dan Perancis.
Pimpinan Coral Reef Rescue Initiative (CRRI), Rachel Sapery James, menyebut kerja sama internasional ini akan menargetkan kawasan biodiversitas kunci yang memberi manfaat langsung bagi komunitas lokal.
“Melalui kerja sama ini, kami menargetkan perlindungan kawasan kunci yang mencerminkan keanekaragaman hayati penting dan memberikan manfaat lokal,” ujar Rachel.