Ini Menu Sahur dan Berbuka Puasa yang Sehat dan Ramah Lingkungan

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Umat Muslim di seluruh dunia saat ini tengah menjalankan ibadah puasa yang tidak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga kesempatan untuk menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Salah satu langkah nyata yang bisa dilakukan adalah memilih makanan untuk sahur dan berbuka yang ramah lingkungan, guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menghindari pemborosan makanan.
Pola Makan Berkelanjutan saat Ramadan
Saat berpuasa, tubuh membutuhkan asupan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas harian. Namun, banyak orang cenderung mengonsumsi makanan berlebihan saat berbuka, yang sering kali berujung pada peningkatan limbah makanan.
Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) mencatat bahwa selama Ramadan, limbah makanan di beberapa negara Muslim bisa meningkat hingga 25-50% dibanding bulan biasa.
Baca Juga:
- Sampah Makanan Selalu Melonjak saat Ramadhan, Bagaimana Mengatasinya?
- Resmi! Ini Jadwal Cuti Bersama Lebaran 2025
- Ingin Puasa Penuh Makna? Green Ramadhan Solusinya
Selain itu, penelitian dari The Lancet Planetary Health menunjukkan bahwa diet berbasis tanaman (plant-based diet) dapat mengurangi jejak karbon hingga 50%. Dengan demikian, mengganti menu berbuka dan sahur dengan lebih banyak makanan nabati, seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian, bukan hanya lebih sehat, tetapi juga lebih ramah lingkungan.
Makanan Sahur dan Berbuka yang Sehat dan Ramah Lingkungan
Beberapa pilihan makanan yang bisa membantu mengurangi jejak karbon selama Ramadan meliputi:
- Sahur
- Oatmeal dengan kurma dan kacang-kacangan – Mengandung serat tinggi yang membantu menjaga kenyang lebih lama.
- Nasi merah dengan tahu/tempe dan sayuran hijau – Sumber protein nabati dan serat yang baik untuk pencernaan.
- Smoothie berbasis susu nabati (almond/kedelai) dengan buah lokal – Menyediakan energi yang cukup dan mudah dicerna.
- Berbuka
- Air kelapa alami – Alternatif yang lebih sehat dibandingkan minuman manis kemasan.
- Kurma dan kacang-kacangan – Sumber gula alami yang memberikan energi cepat.
- Sup labu atau wortel – Lembut bagi pencernaan setelah seharian berpuasa.
- Pisang goreng dengan minyak kelapa – Camilan sederhana yang lebih ramah lingkungan dibandingkan gorengan dengan minyak sawit berlebihan.
Selain memilih makanan, cara penyajian juga berperan dalam keberlanjutan. Membawa wadah sendiri saat membeli takjil, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan memasak dalam porsi secukupnya adalah beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mendukung Ramadan yang lebih hijau.
Beberapa gerakan lingkungan mulai aktif mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan pola konsumsi selama Ramadan. Misalnya, program Eco Takjil yang digagas oleh komunitas lingkungan di beberapa kota besar di Indonesia. Program ini bertujuan mengurangi limbah plastik dan makanan melalui penyediaan makanan berbuka dalam kemasan yang dapat digunakan kembali.
Dengan langkah sederhana, seperti memilih makanan yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi limbah makanan, Ramadan dapat menjadi momentum untuk memulai kebiasaan berkelanjutan yang berdampak positif bagi bumi.