Dukung Swasembada Pangan, Hutama Karya Rehabilitasi Irigasi di Aceh dan Riau

JAKARTA, sustainlifetoday.com – PT Hutama Karya (Persero) kembali mendapat kepercayaan untuk melaksanakan proyek strategis nasional di sektor pertanian. Kali ini, perusahaan konstruksi milik negara tersebut menandatangani dua kontrak penting dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh dan Riau.
Proyek ini merupakan bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) Kementerian Pertanian, yang menjadi salah satu prioritas dalam mendukung target swasembada pangan nasional sesuai dengan visi Asta Cita poin 2 dari Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di dua provinsi ini, Hutama Karya berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan 2025,” ujar EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim.
Menurut Adjib, rehabilitasi ini ditargetkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua kali dalam setahun (IP2), yang secara langsung akan mendongkrak produktivitas pertanian masyarakat.
Kontrak proyek untuk wilayah Aceh ditandatangani pada 25 Juni 2025 oleh Kepala SNVT PJPA Sumatera I, Azriyan, dan PPK Irigasi dan Rawa I, Fajarullah Mufti. Sementara proyek di Riau ditandatangani pada 1 Juli 2025 oleh Kepala SNVT PJPA Sumatera III, Insan Prasasti, dan PPK Irigasi dan Rawa III, Cahaya Santosa Samosir. Kedua prosesi penandatanganan turut dihadiri oleh EVP Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung.
Baca Juga:
- Riset BRIN: Dugong Berkontribusi pada Mitigasi Iklim
- Retret Kristiani Diserang, PIS: Tegakkan Hukum, Tolak Intoleransi
- Sering Diabaikan, Puntung Rokok Ternyata Jadi Masalah bagi Lingkungan
Adapun lingkup pekerjaan meliputi penyusunan desain detail, normalisasi saluran, perbaikan struktur bangunan, hingga penggantian pintu air yang rusak. Rehabilitasi dilakukan terhadap saluran irigasi primer, sekunder, tersier, serta seluruh sistem pintu air pendukung.
“Cakupan proyek di Aceh melibatkan 11 kabupaten/kota, sementara di Riau mencakup 3 kabupaten. Ini akan memberikan dampak langsung bagi sekitar 150 kelompok tani di lebih dari 150 desa,” lanjut Adjib.
Proyek yang sepenuhnya dibiayai melalui APBN 2025 ini ditargetkan rampung pada Oktober 2025. Untuk mendukung efisiensi dan akurasi pelaksanaan, Hutama Karya akan menerapkan teknologi digital construction—menggunakan LiDAR untuk pemetaan di Aceh dan drone untuk wilayah Riau.
Tak hanya fokus pada aspek teknis, proyek ini juga dirancang untuk memberikan efek ekonomi lokal dengan menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Koordinasi dengan petani dan pemerintah desa pun akan rutin dilakukan agar metode kerja yang dijalankan bersifat adaptif dan partisipatif.
Langkah strategis ini juga selaras dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian pangan sebagai pilar utama kedaulatan bangsa. “Kita tidak boleh bergantung pada sumber makanan dari luar. Masalah pangan adalah soal kedaulatan, kemerdekaan, dan keberlangsungan bangsa,” tegas Presiden Prabowo dalam pernyataan resmi.