Riset BRIN: Dugong Berkontribusi pada Mitigasi Iklim

Jakarta, sustainlifetoday.com — Di balik tubuh besarnya yang bergerak lambat di perairan dangkal, dugong ternyata memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim bumi. Penelitian terbaru dari Pusat Riset Oseanografi (PRO) BRIN menunjukkan bahwa mamalia laut ini bukan sekadar pemakan lamun, melainkan aktor kunci dalam siklus karbon pesisir dan penyimpan karbon biru.
“Peran dugong dalam ekosistem laut tidak hanya sebagai pemakan lamun, tapi juga sebagai penggerak proses ekologi yang lebih luas, termasuk dalam mitigasi perubahan iklim,” ujar Sekar Mira, peneliti PRO BRIN dilansir Selasa (1/7).
Dugong berinteraksi secara langsung dengan padang lamun, habitat yang menjadi rumah sekaligus sumber makanannya. Aktivitas sehari-hari seperti makan, ekskresi, dan pergerakan tubuhnya memengaruhi pertumbuhan lamun dan mengatur dinamika biomassa dalam sedimen laut. Proses ini, menurut Mira, memperkuat fungsi lamun sebagai penyerap dan penyimpan karbon jangka panjang.
Baca Juga:
- SustainLife Today Luncurkan Majalah Edisi Perdana Q1-2025
- Calmore Raih Gelar Juara Umum di Jakarta International Choral Festival (JICF) 2025
- Buang Emisi Berbahaya ke Udara, KLH Segel Pabrik Aluminium di Cikarang
“Selama ini kita tahu bahwa lamun menyimpan karbon biru. Sedangkan spesies ini satu-satunya jenis mamalia laut yang benar-benar hanya mengandalkan vegetasi atau seagrass sebagai makanan utama,” jelasnya.
Tak hanya sebagai pemanfaat ekosistem, dugong juga bertindak sebagai indikator kesehatan padang lamun. Keberadaannya mencerminkan kualitas lingkungan pesisir, sekaligus memicu laju dekomposisi dan siklus karbon yang lebih aktif. Dengan kata lain, makin sehat populasi dugong, makin optimal pula ekosistem lamun dalam menyerap karbon dari atmosfer.
“Interaksi dugong dengan lamun juga bisa meningkatkan proses dekomposisi dan penyerapan karbon di sedimen. Ini berpotensi meningkatkan penyimpanan karbon jangka panjang,” tambahnya.
Temuan ini memperkuat pentingnya mengintegrasikan konservasi spesies laut seperti dugong dalam agenda mitigasi perubahan iklim. Bukan hanya untuk mempertahankan keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk menjaga fungsi ekologis yang menopang stabilitas iklim global.
Mira berharap hasil riset ini dapat memperkuat basis ilmiah dalam penyusunan kebijakan konservasi dan mempercepat integrasi karbon biru dalam strategi iklim nasional.