Solusi untuk Masa Depan Berkelanjutan lewat Ekonomi Biru, Apa Itu?

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor maritim. Laut bukan hanya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir tetapi juga kunci keberlanjutan ekonomi nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mulai memperkuat konsep blue economy atau ekonomi biru sebagai paradigma baru pembangunan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
“Pengembangan ekonomi biru adalah komitmen kami untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut Indonesia. Dengan pendekatan ini, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir sekaligus melestarikan ekosistem laut,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam salah satu forum internasional. Pernyataan ini mencerminkan pentingnya ekonomi biru sebagai strategi pembangunan nasional.
Potensi Ekonomi Biru di Indonesia
Luas wilayah laut Indonesia yang mencapai 6,4 juta kilometer persegi menawarkan berbagai peluang ekonomi, mulai dari sektor perikanan, pariwisata bahari, hingga energi terbarukan. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sektor perikanan tangkap dan akuakultur menyumbang hingga 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB) maritim Indonesia.
Selain itu, sektor pariwisata laut seperti Raja Ampat dan Labuan Bajo telah menjadi destinasi internasional, memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat lokal.
Namun, ekonomi biru tidak hanya berbicara tentang pertumbuhan ekonomi. Konsep ini mengintegrasikan keberlanjutan ekologi dengan praktik ekonomi. Misalnya, restorasi ekosistem pesisir seperti mangrove dan terumbu karang tidak hanya mendukung sektor pariwisata tetapi juga memberikan perlindungan alami terhadap bencana seperti abrasi dan tsunami.
Tantangan dalam Implementasi Ekonomi Biru
Meskipun menawarkan banyak potensi, perjalanan menuju ekonomi biru di Indonesia tidak tanpa hambatan. Beberapa tantangan utama meliputi:
1. Penangkapan Ikan Berlebih
Menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia termasuk negara dengan risiko overfishing tinggi. Praktik ini tidak hanya mengancam keberlanjutan stok ikan tetapi juga merusak habitat laut.
2. Polusi Laut
Sampah plastik menjadi masalah besar di perairan Indonesia. Laporan dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik per tahun, di mana sebagian besar berakhir di laut.
3. Perubahan Iklim
Kenaikan suhu laut dan permukaan air laut akibat perubahan iklim mengancam ekosistem laut, termasuk terumbu karang yang menjadi habitat penting bagi banyak spesies ikan.
4. Kurangnya Penegakan Hukum
Praktik illegal fishing dan eksploitasi laut yang tidak bertanggung jawab masih menjadi tantangan besar. Meskipun pemerintah telah memperkuat pengawasan, pelanggaran hukum di sektor ini masih sering terjadi.
Langkah Strategis Menuju Ekonomi Biru
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru Nasional 2045. Dokumen ini menjadi panduan bagi pengembangan berbasis laut yang mencakup lima pilar utama: pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, mitigasi perubahan iklim, peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, inovasi teknologi, dan kerja sama internasional.
Selain itu, program seperti Indonesia Sustainable Oceans Program (ISOP) dari Bank Dunia mendukung upaya Indonesia dengan memberikan pendanaan dan bantuan teknis untuk memperbaiki tata kelola laut. Program ini mencakup perlindungan ekosistem pesisir, pengurangan polusi plastik, dan peningkatan produktivitas sektor perikanan.
Prof. Jatna Supriatna, ahli ekologi dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam implementasi ekonomi biru.
“Ekonomi biru harus melibatkan semua pihak, mulai dari masyarakat lokal, pemerintah, hingga sektor swasta. Hanya dengan kolaborasi, kita bisa memastikan keberlanjutan laut untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Keberhasilan ekonomi biru di Indonesia tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah tetapi juga pada kesadaran kolektif masyarakat. Pendidikan lingkungan bagi generasi muda, penguatan kapasitas masyarakat pesisir, dan inovasi teknologi seperti akuakultur berbasis IoT dapat menjadi solusi jangka panjang.
Sebagai bangsa maritim, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi contoh dalam pengelolaan laut yang berkelanjutan. Dengan langkah strategis yang tepat, ekonomi biru dapat menjadi masa depan yang cerah bagi Indonesia sekaligus menjaga kesehatan planet kita.
BACA JUGA: