Investasi Berdampak, Bagaimana Manfaat dan Kendalanya di Indonesia?

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Investasi berdampak di Indonesia memiliki manfaat besar dalam mengatasi tantangan sosial dan lingkungan. Salah satu manfaat utamanya adalah pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Gita Syahrani dari Ekonomi Membumi menyebutkan, “Dengan dukungan investor, pelaku UMKM dapat mengakses sumber daya untuk berinovasi, sehingga mempercepat dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.” Melalui investasi berdampak, UMKM dapat menjadi agen perubahan yang signifikan.
Di sektor lingkungan, investasi berdampak memainkan peran penting dalam pelestarian sumber daya alam dan pengurangan emisi karbon. Studi menunjukkan bahwa keterbatasan pendanaan dapat memicu lonjakan emisi karbon hingga 3.340%. Dengan adanya investasi berdampak, pelaku usaha dapat mengadopsi teknologi ramah lingkungan danmendorong praktik bisnis berkelanjutan yang berdampak positif pada lingkungan. Contohnya adalah pendanaan untuk proyek energi terbarukan, seperti pembangunan panel surya di daerah terpencil atau program pengelolaan limbah yang efisien.
Baca Juga:
- Deforestasi sampai Ilegal Fishing, Ini Rentetan Masalah Lingkungan di RI
- Catat, Ini Dia Definisi dan Manfaat dari Investasi Berdampak
- Begini Latar Belakang dan Urgensi Investasi Berdampak di Tanah Air!
Selain itu, investasi berdampak memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan fokus pada sektor-sektor seperti energi, pertanian, kehutanan, dan perikanan, investasi ini mendukung berbagai target TPB, termasuk pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, serta aksi terhadap perubahan iklim. Hal ini menjadikan investasi berdampak sebagai salah satu instrumen strategis dalam pembangunan ekonomi dan sosial yang inklusif.
Kendala Investasi Berdampak di Indonesia
Namun, meskipun memiliki manfaat yang signifikan, investasi berdampak di Indonesia menghadapi berbagai kendala. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses modal, terutama bagi pelaku usaha kecil. Investor tradisional sering kali enggan berinvestasi dalam proyek berdampak karena fokus pada keuntungan jangka pendek.
Fikri Syaryadi, pegiat dan investor berdampak, menjelaskan bahwa, “Praktik bisnis berkelanjutan memerlukan modal awal yang besar, namun imbal balik dari investasi berdampak umumnya akan terjadi dalam jangka panjang.”
Tantangan lainnya adalah kurangnya kerangka regulasi yang jelas dan insentif yang menarik bagi investor. Saat ini, meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung praktik bisnis berkelanjutan, seperti melalui undang-undang dan kebijakan insentif, banyak investor masih ragu untuk masuk ke sektor ini.
Baca Juga:
- Deforestasi sampai Ilegal Fishing, Ini Rentetan Masalah Lingkungan di RI
- Catat, Ini Dia Definisi dan Manfaat dari Investasi Berdampak
- Begini Latar Belakang dan Urgensi Investasi Berdampak di Tanah Air!
Eri Budiono, Sustainability Practitioner yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank Neo Commerce, menyoroti pentingnya membangun ekosistem investasi yang mendukung. “Dengan kerangka pengukuran yang terstandarisasi, investor akan lebih percaya diri menyalurkan dana ke proyek sosial-lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, kurangnya edukasi dan pemahaman publik tentang investasi berdampak juga menjadi kendala. Banyak pelaku bisnis maupun individu masih memandang investasi ini sebagai sesuatu yang berisiko tinggi tanpa potensi keuntungan yang memadai. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat dan potensi investasi berdampak, baik melalui kampanye edukasi maupun kolaborasi lintas sektor.