Pengamat: Kebijakan Bioetanol Harus Sinergi dengan Lingkungan

Jakarta, sustainlifetoday.com – Rencana pemerintah mengembangkan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Yayan Satyakti, pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan dalam pelaksanaan program ini.
Menurut Yayan, program pengembangan bioetanol, seperti yang dirancang pemerintah, tidak boleh bertentangan dengan kebijakan Net Zero Emission (NZE).
“Ketahanan energi memang penting, tapi jangan sampai merusak keseimbangan lingkungan. Konversi lahan yang tidak jelas arahnya malah bisa kontradiktif dengan upaya mencapai NZE,” kata Yayan saat dihubungi Sustainlifetoday.com, Rabu (8/1).
Ia menjelaskan bahwa substitusi bahan bakar fosil harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menciptakan dampak negatif jangka panjang. Konversi lahan secara langsung tanpa perencanaan yang matang berisiko merusak ekosistem, melepaskan karbon dalam jumlah besar, dan mengurangi produktivitas pertanian akibat perubahan iklim.
BACA JUGA: Konversi Hutan untuk Bioetanol, Efektif atau Berisiko?
“Jika kebijakan ini tidak seimbang, generasi mendatang yang akan menanggung dampaknya. Kita mungkin mendapatkan manfaat ekonomi sekarang, tapi lingkungan kita akan terdegradasi,” tambahnya.
Yayan juga menyoroti pentingnya mitigasi dampak karbon melalui strategi berkelanjutan.
“Program ini harus didukung dengan teknologi canggih dan pendekatan riset yang jelas. Jangan sampai hanya berorientasi jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan,” tegasnya.
Ia berharap kebijakan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara kebutuhan ekonomi, energi, dan lingkungan, sehingga program bioetanol dapat memberikan manfaat maksimal tanpa mengorbankan keberlanjutan.
BACA JUGA: Ini Pilar Sukses Program Bioetanol Menurut Pengamat