ISO Serukan Standarisasi Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Jakarta, sustainlifetoday.com — Perubahan iklim diperkirakan akan menyebabkan tambahan 250.000 kematian per tahun antara 2030 hingga 2050, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Krisis iklim ini mengancam akan menghapus kemajuan besar dalam sektor layanan kesehatan global selama beberapa tahun terakhir.
Deputy Secretary-General International Organization for Standardization (ISO), Silvio Dulinsky, menyatakan bahwa sistem kesehatan terancam setidaknya dalam tiga aspek utama: meningkatnya kasus cedera dan kematian akibat bencana iklim, kerusakan infrastruktur kesehatan, dan penyebaran penyakit seperti malaria akibat perubahan pola cuaca.
“Perubahan iklim memperparah tantangan layanan kesehatan yang sudah kita hadapi selama pandemi Covid-19, seperti kurangnya kesiapan, kekurangan tenaga medis, dan gangguan rantai pasok,” ujar Dulinsky dalam laporannya dikutip pada Selasa (27/5).
Untuk mengatasi tantangan ini, ISO telah mengembangkan lebih dari 25.000 standar, termasuk yang berkaitan dengan sektor kesehatan dan perubahan iklim. Standar ini mencakup keselamatan pasien, efisiensi rantai pasok, dan inovasi seperti kesehatan digital dan kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga:
- Ecoplease Hadirkan Solusi Kemasan Tanpa Mikroplastik, Dorong Industri F&B Lebih Ramah Lingkungan
- Perubahan Iklim Bisa Mengubah Rasa Anggur di Masa Depan
- Segara Naturals Hadirkan Produk Perawatan Diri Ramah Lingkungan, Solusi Bersih untuk Kulit dan Bumi
Dulinsky menekankan pentingnya peran AI dalam meningkatkan diagnosis, analisis prediktif, serta operasional rumah sakit. Namun, ia mengingatkan bahwa inovasi teknologi perlu diimbangi dengan standar etis yang menjamin keamanan data dan transparansi.
“Standar internasional berfungsi sebagai pagar pembatas yang memastikan pengembangan AI yang bertanggung jawab dalam layanan kesehatan,” ujarnya.
Dalam menghadapi krisis iklim, ISO juga telah merilis serangkaian standar adaptasi seperti ISO 14090 (prinsip adaptasi perubahan iklim), ISO 14091 (penilaian risiko), dan ISO 14092 (perencanaan adaptasi untuk pemerintah daerah). Standar ini membantu sistem kesehatan merespons bencana iklim, seperti banjir yang dapat melumpuhkan operasional rumah sakit.
Selain adaptasi, ISO juga mendorong dekarbonisasi sistem kesehatan untuk meningkatkan ketahanan iklim. Langkah ini meliputi penggunaan energi terbarukan di fasilitas medis dan pengurangan emisi karbon.
“Setiap standar ISO mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Melalui kolaborasi internasional, standar ini dirancang untuk relevan di berbagai konteks lokal dan memperkuat respons global terhadap perubahan iklim,” kata Dulinsky.