Indonesia Kuasai 45% Cadangan Nikel Dunia, Siap Jadi Pemain Utama Kendaraan Listrik?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa data geologi Amerika menunjukkan Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 45% dari total cadangan dunia. Hal ini memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.
“Mobil listrik itu bahan bakunya, 60% komponennya mobilnya, 40% adalah baterainya. Nah baterainya itu komponennya ada 4, mangan, kobal, litium, dan nikel, dari 4 itu 80% nikel,” ujar Bahlil dalam Repnas National Conference & Awarding Night di Jakarta, dilansir pada Senin (14/10).
Menurut Bahlil, dalam peta jalan menuju 2030, Pemerintah menargetkan 13 juta sepeda motor listrik beroperasi, dengan 6 juta di antaranya berasal dari konversi, dan 7 juta lainnya adalah kendaraan listrik non-konversi. Untuk kendaraan roda empat, targetnya adalah 2 juta unit.
Untuk mendukung target tersebut, Pemerintah akan mempercepat pembangunan 50 ribu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 200 ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga tahun 2030.
“Mobil listrik pasti tergantung pada bahan baku, seperti nikel, kobal, mangan, yang dimiliki oleh Republik Indonesia. Jadi jika kita bicara tentang kedaulatan negara, kita harus memahami geopolitik. Investasi sudah mulai masuk, seperti CATL, pabrik terbesar di dunia, dan LG, serta pabrik pertama yang terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia,” tambah Bahlil.
Dengan meningkatnya investasi, diharapkan akselerasi penggunaan kendaraan listrik akan semakin cepat, yang pada akhirnya dapat mengurangi konsumsi BBM sebanyak 29,8 juta barrel dan mengurangi emisi karbon hingga 7,2 juta ton CO2e.