Vatikan Resmikan Misa Khusus untuk Kepedulian terhadap Bumi

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Vatikan memperkenalkan sebuah ritus baru dalam tradisi Katolik, yaitu “Misa untuk Pemeliharaan Ciptaan”, yang memungkinkan para pendeta menggelar kebaktian tematik untuk mendoakan kelestarian lingkungan hidup. Langkah ini menjadi bentuk komitmen gereja terhadap isu perubahan iklim global.
Ritus tersebut disusun oleh dua kantor Vatikan dan menjadi opsi ke-50 dalam daftar resmi misa tematik yang tersedia untuk para pendeta. Dalam misa ini, para jemaat didorong untuk berdoa agar umat Katolik “dengan penuh kasih sayang” menjaga ciptaan Tuhan dan “hidup dalam harmoni dengan semua makhluk”.
“Misa ini menyeru kita untuk menjadi pengurus setia atas apa yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita – tidak hanya dalam menentukan pilihan di kehidupan sehari-hari dan kebijakan publik, tetapi juga dalam doa, ibadah, dan cara hidup kita di dunia,” ujar Kardinal Michael Czerny dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Jumat (4/7).
Ritus ini telah disetujui oleh Paus Leo XIV sebagai bagian dari kelanjutan arah pastoral yang sebelumnya telah ditetapkan oleh mendiang Paus Fransiskus. Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh Katolik pertama yang secara terbuka mengakui krisis iklim berdasarkan konsensus ilmiah dan menyerukan pengurangan emisi karbon melalui Kesepakatan Paris 2015.
Baca Juga:
- Pertamina Libatkan Disabilitas dan UMKM Binaan di World Expo 2025 Osaka
- Eropa Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Menara Eiffel Terpaksa Ditutup
- Sering Diabaikan, Puntung Rokok Ternyata Jadi Masalah bagi Lingkungan
“Paus Leo jelas akan meneruskan perhatian pastoral dan sipil tersebut,” ungkap Rev. Bruce Morrill, pakar liturgi Katolik dari Universitas Vanderbilt, AS.
“Misa tematik baru ini mengindikasikan perhatian Gereja terhadap ancaman serius perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia yang sekarang ini terlihat,” lanjutnya.
Ritus baru diumumkan hanya dua hari setelah para uskup dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin mengeluarkan pernyataan bersama, menyerukan perhatian lebih besar dari pemerintah dunia terhadap krisis iklim. Ini menjadi salah satu inisiatif global pertama yang disuarakan oleh komunitas rohaniwan Katolik lintas benua.