Unilever Investasikan Rp 2,43 Triliun untuk Dekarbonisasi Energi dan Pengurangan Limbah Plastik

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Unilever berencana menginvestasikan US$ 150 juta atau setara Rp 2,43 triliun secara global untuk mendukung dekarbonisasi energi dalam tiga tahun ke depan. Salah satu langkahnya adalah dengan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
“(Investasi ini) untuk upaya dekarbonisasi serta meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi dari refrigerator,” ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Nurdiana Darus dalam diskusi virtual, Selasa (16/7).
Rencana tersebut merupakan salah satu upaya Unilever untuk mencapai netralitas karbon yang ditargetkan pada tahun 2039. Menurut Nurdiana, target ini bisa tercapai dengan menurunkan emisi operasional perusahaan sebesar 100% pada 2030 berdasarkan baseline yang ditetapkan pada 2015.
Nurdiana mengatakan bahwa perusahaan akan mengurangi emisi dari energi dan industri sebesar 42% pada tahun 2030 berdasarkan baseline tahun 2021. Tujuan ini mencakup emisi gas rumah kaca yang berasal dari barang dan jasa yang dibeli, termasuk bahan baku, kemasan, serta transportasi dan distribusi hulu.
Selain itu, perusahan memiliki konsep untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari aktivitas yang terkait dengan energi dan bahan bakar dalam produk Unilever sebelum produk tersebut sampai ke tangan konsumen.
“Perlakuan akhir dari produk yang dijual dengan resep sewa di sisi hilir. Ini terkait dengan refrigerator produk es krim yang kami sewakan kepada retailer maupun ke konsumen,” ujar Nadiana.
Direktur Personal Care Unilever Indonesia, Ainul Yaqin mengatakan, Unilever Indonesia juga akan meningkatkan investasi demi mencari solusi dalam mengurangi limbah plastik. Perusahaan ini mengurangi penggunaan kemasan plastik dan mengimplementasikan proses daur ulang.
“Di Indonesia, Unilever telah mengumpulkan dan mengolah lebih banyak sampah plastik daripada yang dijual oleh perusahaan. Pada 2023, Unilever telah mengumpulkan dan memproses 56.159 ton sampah plastik,” ujar Ainul, dalam Paparan Publik Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Unilever, Kamis (20/6).
Ainul menyebutkan bahwa Unilever menghasilkan sekitar 4.000 ton sampah plastik. Namun, perusahaan tersebut telah mengembangkan jaringan daur ulang yang kini mencapai 800 unit dan mencakup produk dari berbagai merek milik Unilever.
Selain itu, secara global Unilever telah mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kemasan yang terdiri dari 50 ilmuwan material dan insinyur pengemasan. Tim ini memanfaatkan solusi dan teknologi terbaru untuk menemukan metode dan peluang baru dalam mengemas produk-produk Unilever. Hingga kini, Unilever telah menjalankan lebih dari 50 uji coba daur ulang di seluruh dunia.