SIG Catatkan Penurunan Emisi CO2 di Tahun 2023

JAKARTA, sustainlifetoday.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berhasil menurunkan intensitas emisi CO2 cakupan 1 (dari operasional) sebanyak 17,37 persen pada tahun 2023, dibandingkan dengan baseline tahun 2010. Langkah ini merupakan bagian dari implementasi aspek Environmental, Social, Governance (ESG) dalam operasi bisnis perusahaan.
“Pada cakupan 2 (penggunaan energi tidak langsung), berhasil diturunkan sebanyak 5,22 persen,” kata SVP Sustainability Office SIG, Johanna Daunan di Jakarta, Jumat (1/3/2024).
SIG mencapai penurunan emisi CO2 melalui berbagai fokus, termasuk pemanfaatan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, pengelolaan sampah perkotaan menjadi refuse-derived fuel (RDF), hydrogen injection, dan efisiensi energi termal (STEC).
SIG juga mendukung pengembangan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya untuk menggantikan energi listrik pada unit-unit operasional. Selain itu, optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation) juga menjadi bagian dari upaya perusahaan.
Di sisi sosial, SIG memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Mereka melaksanakan program kesehatan untuk menurunkan angka stunting dan memberdayakan ekonomi berbasis komunitas. Beberapa inovasi sosial SIG mencakup konservasi ikan bilih, spesies endemik terancam punah di Danau Singkarak, Sumatra Barat, serta pengelolaan lahan pascatambang di Tuban, Jawa Timur, yang menjadi ecopark untuk edukasi pertanian dan pengembangan masyarakat.
SIG juga menunjukkan kepeduliannya dalam mendukung peningkatan perekonomian dan mutu pendidikan bagi masyarakat sekitar wilayah operasional. Ini dilakukan melalui berbagai program, termasuk beasiswa, program pendidikan untuk anak yatim dan disabilitas, serta pendidikan kejuruan berbasis perusahaan. Program-program ini telah menyentuh lebih dari 7,2 juta orang penerima manfaat.
Dalam aspek tata kelola, SIG memegang komitmen untuk menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) di setiap tingkat organisasi dan kegiatan operasional. Komitmen tersebut terwujud melalui program pengembangan kompetensi karyawan, penyusunan Pedoman Perilaku Etika (Code of Conduct) bagi seluruh karyawan, serta pengendalian gratifikasi dengan sertifikasi ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan.
SIG juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dengan menyediakan beragam pelatihan dan program beasiswa untuk karyawan. Perusahaan memastikan penerapan azas kesetaraan dan kewajaran, serta prinsip kesempatan yang sama dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Saat ini, 20 persen dari top talent di SIG adalah perempuan, dengan memberikan kesempatan yang sama untuk bekerja dan mengisi posisi sesuai kapasitas dan kompetensi karyawan tanpa diskriminasi.
“SIG siap menjadi role model bagi industri dalam implementasi aspek ESG untuk mendukung pemerintah mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan regional,” ujar Johanna.