Rektor ITPB: ESG dan Sustainability Penting untuk Dunia Pendidikan

Bali, sustainlifetoday.com – Environmental, Social, and Governance (ESG) dan Sustainability tengah menjadi tren global.
Hal ini terkait berbagai masalah lingkungan dan sosial yang telah menjadi isu global. Utamanya setelah terjadinya perubahan iklim (climate change), sebagai imbas dari peningkatan suhu bumi (global warming).
Perubahan iklim telah melahirkan aneka bencana dahsyat dan terbilang anomali. Jutaan manusia di seluruh dunia telah menjadi korban bencana dahsyat seperti banjir, kebakaran, badai, dan lainnya.
Peningkatan suhu bumi yang melahirkan perubahan iklim terjadi akibat area lapisan ozon yang robek semakin meluas dari waktu ke waktu.
Dunia industri menjadi pihak pertama yang dipersalahkan. Sebab telah menjadi ladang raksasa penghasil emisi karbon, perusak lapisan ozon.
Baca juga:
- Fokus pada Akselerasi Adopsi ESG, Indonesia Sustainable Business Forum 2025 Sukses Digelar!
- PP Muhammadiyah Laporkan 7 Nama untuk Kasus Pagar Laut
- Swasembada Energi Jadi Prioritas, Prabowo Titah Bahlil Tingkatkan Lifting Minyak hingga 1 Juta Barel
Sejak dekade 1960 dan 1970-an, dunia industri mulai banyak mengadopsi praktik Tanggung Jawab Sosial (CSR), meski konsep ini sudah dikembangkan di Inggris sejak abad 18.
Memasuki dekade tahun 1990-an, beban CSR tak sekadar aspek sosial. Seiring Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro (1992), dunia industri dituntut pula untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Paradigma pembangunan bergeser ke arah keberlanjutan (sustainable), yang kemudian menjadi tuntutan global. CSR tak lagi bertanggung jawab secara sosial, melainkan juga lingkungan (TJSL).
Indonesia mulai memberlakukan CSR di tahun 2000-an. Terutama setelah pemerintah mewajibkan perusahaan memperhatikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari aktivitas usaha yang dilakukan (Pasal 74 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).
Pendidikan
Lantas, bagaimana dengan dunia pendidikan?
“Terus terang bagi kami yang selama ini bergerak di bidang pendidikan, ESG dan Sustainability merupakan dunia baru. Beberapa kampus di Indonesia mungkin sudah menerapkan. Tapi kami di Institut Teknologi Petroleum Balongan (ITPB), belum,” kata Rektor ITPB Dr Ir Hanifah Handayani saat ditemui di sela-sela acara Indonesia Suistainable Business Forum (ISBF) 2025 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 22 – 23 Januari 20205.
Rektor ITB Dr Hanifah bersama seorang stafnya sengaja datang ke Bali dari Indramayu, Jawa Barat, karena tertarik dengan isu ESG yang diangkat dalam forum tersebut.
Ia dan stafnya begitu serius mengikuti Forum Group Discussion (FGD) ISBF 2025 yang dihelat SustainLife Today, sebuah platform media yang berfokus pada isu keberlanjutan di Indonesia.
FGD ISBF 2025 mengusung tema “Accelerating ESG Adoption Across Sectors for a Sustainable 2025 Future.”
Acara ini dirancang untuk mendorong percepatan adopsi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di berbagai sektor industri.
Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Penyelenggara ISBF 2025 Farhan Syah menekankan pentingnya penerapan ESG sebagai fondasi untuk menciptakan model bisnis yang berkelanjutan di Indonesia.
Selama dua hari, sejumlah narasumber kredibel dihadirkan. Seperti Sonny Keraf (mantan Menteri LH), Mas Achmad Daniri (anggota Komite ESG Otorita IKN), Dr Dewi Hanggraini (Dekat FEB Universitas Pertamina), Suripno (VP Sustainability PT Pertamina), Imam Mutaqien (VP Sustainability PT PLN), dan masih banyak lagi.
Setelah mengikuti FGD ISBF 2025 selama dua hari penuh, Dr Hanifah tertarik untuk memperkenalkan ESG dan Sustainabilty di kampus yang dipimpinnya.
Untuk itu, ia telah meminta Suripno dari PT Pertamina (Persero) untuk berkolaborasi memberikan sesi perkuliahan di ITPB.
“ESG dan Sustainability penting sekali untuk diketahui oleh para mahasiswa di ITPB. Diharapkan, begitu lulus, mereka sudah mengetahui apa yang akan dilakukannya nanti ketika memasuki dunia kerja atau dunia industri,” katanya.
Pihaknya akan memperkenalkan ESG dan Sustainability kepada para mahasiswa di semester genap tahun 2025.