Prabowo Siapkan Bantuan Subsidi Upah dan 5 Insentif Sosial-Ekonomi, Apa Aja?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Presiden Prabowo Subianto akan kembali menggulirkan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi para pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta. Program ini merupakan bagian dari serangkaian stimulus sosial-ekonomi yang diluncurkan untuk mendorong daya beli masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional yang tengah menghadapi tantangan pertumbuhan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa bantuan ini mengambil inspirasi dari program serupa di masa pandemi. Namun, nominal BSU kali ini akan lebih kecil dari bantuan pada 2022 lalu yang senilai Rp600 ribu. Penyalurannya akan dimulai pada 5 Juni 2025 mendatang.
“Kita manfaatkan momentum untuk mendorong konsumsi masyarakat. Stimulus ini dirancang untuk menjaga daya beli kelompok rentan, terutama para buruh dan keluarga miskin,” kata Airlangga.
Selain BSU, pemerintah juga menyiapkan lima stimulus tambahan yang menyasar berbagai sektor kehidupan masyarakat:
1. Diskon Transportasi
Diskon biaya transportasi termasuk tiket kereta api, pesawat, dan angkutan laut akan diberlakukan selama masa libur sekolah. Program ini tak hanya bertujuan untuk mendorong mobilitas masyarakat, tetapi juga membantu keluarga-keluarga yang ingin melakukan mudik atau liburan bersama anak-anak tanpa terbebani biaya tinggi. Dari sisi sosial, ini memberi ruang rekreasi dan penguatan ikatan keluarga setelah masa-masa tekanan ekonomi.
2. Potongan Tarif Tol
Potongan tarif tol selama Juni dan Juli 2025 akan menyasar sekitar 110 juta pengguna jalan. Ini bukan hanya soal efisiensi perjalanan, tapi juga mendukung kegiatan ekonomi lokal dengan menurunkan biaya logistik. Bagi keluarga dengan pendapatan rendah yang hendak bepergian ke kampung halaman atau berdagang antar daerah, insentif ini memberi manfaat langsung.
Baca Juga:
- China, Jepang, Korsel Berebut Pengaruh Energi Bersih di ASEAN
- DPR Dukung Implementasi Biodiesel B50 di Tahun 2026
- Julian Assange Kenakan Kaos Bertuliskan 4.986 Nama Anak Korban Serangan Gaza
3. Diskon Listrik 50 Persen
Selama dua bulan, pemerintah memberikan potongan 50% untuk tagihan listrik bagi 79,3 juta rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 VA. Kebijakan ini diarahkan untuk meringankan pengeluaran rumah tangga kecil yang umumnya berpendapatan rendah. Dari sisi sosial, ini menjadi bantalan penting bagi keluarga yang masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar di tengah kenaikan harga.
4. Tambahan Bansos dan Bantuan Pangan
Tambahan alokasi bantuan sosial berupa kartu sembako dan bantuan pangan akan menyasar 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dengan meningkatnya tekanan inflasi terhadap harga bahan pokok, bantuan ini menjadi jaring pengaman sosial yang krusial bagi keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
5. Diskon Iuran JKK
Pemerintah juga memperpanjang diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi buruh di sektor padat karya. Langkah ini tidak hanya bertujuan mengurangi beban perusahaan agar tidak melakukan PHK, tetapi juga menjaga perlindungan sosial bagi jutaan pekerja yang rentan terhadap kecelakaan di tempat kerja.
Seluruh program ini diluncurkan untuk merespons rendahnya angka pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 2025 yang hanya mencapai 4,87 persen—turun dari 5,11 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pemerintah berharap rangkaian insentif ini dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sekaligus memperkuat jaring pengaman sosial bagi kelompok-kelompok paling terdampak.
“Yang terpenting, kita menjaga agar ekonomi tumbuh dengan tetap melindungi masyarakat yang paling rentan,” tutup Airlangga.
Seluruh program ini diluncurkan untuk merespons rendahnya angka pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 2025 yang hanya mencapai 4,87 persen—turun dari 5,11 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pemerintah berharap rangkaian insentif ini dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sekaligus memperkuat jaring pengaman sosial bagi kelompok-kelompok paling terdampak.
“Yang terpenting, kita menjaga agar ekonomi tumbuh dengan tetap melindungi masyarakat yang paling rentan,” tutup Airlangga.