Masuk 10 Besar Negara Dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia, Emisi Karbon Indonesia Capai 24,5 Miliar Ton

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Berdasarkan Tinjauan Statistik Energi Dunia dari Institut Energi 2024, Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan produksi karbon dioksida (CO2) tertinggi di dunia selama tahun 2023.
Emisi karbon dioksida dari produksi energi mencapai rekor tertinggi, yaitu 24,5 miliar metrik ton pada tahun 2023. Angka ini meningkat sebesar 582 juta ton dibandingkan dengan tahun 2022. Hal ini terjadi meskipun terjadi penurunan emisi tahunan di lima dari 10 negara dengan polusi terbesar di dunia.
Selain itu, negara-negara lain yang masuk dalam sepuluh besar tempat paling berpolusi di dunia adalah Korea Selatan, Jerman, Arab Saudi, Iran, Jepang, dan Rusia. Indonesia menempati peringkat keenam.
Tiga negara yang menghasilkan polusi energi terbesar adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India, yang secara keseluruhan menyumbang lebih dari 53% polusi energi pada tahun lalu.
Tiongkok menghasilkan 11,2 miliar ton emisi pada 2023, meningkat 642 juta ton dari 2022, yang merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 2011. Peningkatan ini mencerminkan lebih tingginya aktivitas industri Tiongkok pada 2023 dibandingkan 2022, ketika pembatasan COVID-19 dan krisis kredit sektor konstruksi menekan ekonomi.
Produksi baja konstruksi dan semen di Tiongkok mengalami penurunan, yang membantu mengurangi emisi dari industri berat pada tahun 2024. Namun, produksi barang-barang lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan, yang kemungkinan akan meningkatkan permintaan energi dan emisi secara keseluruhan di masa mendatang.
Sementara itu, India mencatat emisi tertinggi baru sebesar 2,8 miliar ton di tahun 2023, menandai peningkatan sebesar 219 juta ton atau 8% dibandingkan dengan tahun 2022. Sektor energi India telah mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata 8% sejak 2021, sementara Tiongkok hanya mengalami pertumbuhan 3% dalam periode yang sama.
Ketergantungan India pada batu bara untuk produksi listrik lebih dari 75%, diproyeksikan bahwa emisi akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, meskipun upaya perusahaan listrik memperluas kapasitas pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan.
Pada tahun 2023, emisi dari Amerika Serikat turun sebesar 158,5 juta ton, mencatatkan total emisi sebesar 4,64 miliar ton. Penurunan ini merupakan yang terendah sejak tahun 2020, saat aktivitas penyulingan dan permintaan bahan bakar terbatas akibat pembatasan aktivitas COVID-19.