Perubahan Iklim Jadi Dalang Kebakaran Hebat di Los Angeles

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Los Angeles, saat ini menghadapi salah satu kebakaran hutan paling destruktif dalam sejarahnya. Kebakaran ini telah merenggut 24 jiwa, menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan, dan memaksa lebih dari 105.000 penduduk untuk mengungsi. Namun, di balik bencana ini, para ahli semakin yakin bahwa perubahan iklim memainkan peran yang besar dalam memperburuk kondisi yang terjadi saat ini.
Kebakaran hebat yang terjadi di Los Angeles pada dasarnya dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk angin Santa Ana yang kuat, tingkat kelembapan yang sangat rendah, dan kekeringan ekstrem. Downtown Los Angeles hanya menerima curah hujan 0,16 inci sejak Oktober, menciptakan kondisi ideal bagi api untuk menyebar dengan cepat.
“Perubahan iklim, termasuk peningkatan suhu, kekeringan berkepanjangan, dan atmosfer yang lebih kering, menjadi pendorong utama peningkatan risiko dan luas kebakaran hutan di wilayah barat Amerika Serikat,” ungkap National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Ahli cuaca Sarah Keith-Lucas menjelaskan bahwa “perubahan pola cuaca akibat pemanasan global telah menciptakan siklus ‘whiplash‘ antara periode basah dan kering, yang menghasilkan vegetasi kering dalam jumlah besar.” Vegetasi ini kemudian menjadi bahan bakar utama kebakaran yang meluas.
Dekade terakhir juga disebut menunjukkan bahwa kebakaran di wilayah ini tidak lagi terbatas pada musim tertentu. “Tidak ada lagi musim kebakaran,” ujar Gubernur California, Gavin Newsom.
Kerugian Ekonomi dan Dampak Sosial
Kebakaran ini diproyeksikan menjadi salah satu yang termahal dalam sejarah AS, dengan kerugian mencapai US$150 miliar. Kerugian yang diasuransikan (Insured losses) diperkirakan lebih dari US$8 miliar karena banyaknya properti bernilai tinggi yang terdampak. Beberapa selebritas seperti Mel Gibson, Leighton Meester, dan Paris Hilton turut dilaporkan kehilangan rumah akibat insiden ini.
Terkini, upaya penanggulangan terus dilakukan, dengan ribuan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api. Namun, tantangan tetap besar, terutama dengan angin Santa Ana yang diprediksi akan lebih kuat hingga 80 km/jam pada Selasa mendatang.
Dengan kondisi yang semakin memburuk akibat perubahan iklim, para ahli pun menyerukan perlunya langkah serius untuk mengurangi emisi karbon dan memitigasi dampak lingkungan yang semakin parah.
“Ini bukan hanya bencana alam, tetapi juga peringatan akan dampak nyata perubahan iklim terhadap kehidupan kita,” tegas salah satu pejabat lokal.