Muhammadiyah Terus Dorong Gerakan Green Hajj dan Green Kurban

Jakarta, sustainlifetoday.com — Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan komitmennya dalam mendorong praktik ibadah yang ramah lingkungan melalui sejumlah program, termasuk Green Hajj dan Green Kurban.
Ketua MLH PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan lingkungan berkelanjutan yang kini telah menjangkau berbagai provinsi di Indonesia.
“Kami tidak hanya fokus pada Green Hajj, tetapi juga menjalankan program Kader Lingkungan di 10 hingga 12 provinsi, serta Green Kurban yang tahun ini memasuki tahun kedua,” ujar Azrul dalam jumpa pers di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (4/6).
Menurut Azrul, praktik pemotongan hewan kurban selama ini masih belum ramah lingkungan. Untuk itu, MLH telah menginisiasi metode pemotongan hewan yang lebih berkelanjutan di berbagai wilayah, termasuk Jawa, Sumatera, dan Papua.
Baca Juga:
- Mobil Listrik Rp966 Juta untuk Pejabat, Komitmen Hijau atau Pemborosan?
- UI dan Monash University Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
- Pembangunan Ekosistem Baterai Listrik CATL-IBC Dimulai Juni 2025
Sementara itu, Green Hajj dinilai penting karena pelaksanaan ibadah haji berdampak besar terhadap lingkungan, mulai dari penggunaan air, botol plastik, hingga sampah domestik.
Sebagai upaya mitigasi, Muhammadiyah telah mengolah limbah plastik menjadi barang guna ulang seperti tas, sajadah, dan peci.
Selain mendorong praktik ibadah hijau, MLH juga menekankan pentingnya pengembangan kader lingkungan dari kalangan anak muda untuk memperluas kesadaran akan isu keberlanjutan.
“Anak muda harus mulai sadar dan aktif dalam gerakan lingkungan. Mereka bisa menjadi duta lingkungan dalam aktivitas sehari-hari,” kata Azrul.
Muhammadiyah juga telah melakukan langkah konkret dalam pengurangan sampah plastik, termasuk melalui penggunaan mesin pengolah limbah plastik Reverse Vending Machine (RVM) bernama Plastic Pay.
Mesin ini, yang diluncurkan saat Ramadan 2025, memungkinkan masyarakat menukar sampah plastik menjadi berbagai produk bernilai guna.
“Plastic Pay akan kami sebar di seluruh Indonesia sebagai bagian dari upaya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai,” tegas Azrul.